Oleh:  dr. Raehanul Bahraen
Sudah kita ketahui bersama bahwa Yahudi adalah musuh Islam dan tidak 
akan rela dengan kemajuan serta perkembangan Islam. Bisa kita lihat dari
 sejarah sejak zaman awal perjuangan Islam di masa Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُواْ الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُواْ
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras 
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi
 dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Maidah: 82)
Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata, “Kedua kelompok inilah golongan
 manusia yang paling besar dalam memusuhi Islam dan kaum muslimin dan 
paling banyak berusaha mendatangkan bahaya kepada mereka. Hal itu karena
 sedemikian keras kebencian orang-orang itu kepada mereka (umat Islam) 
yang dilatar belakangi oleh sikap melampaui batas, kedengkian, 
penentangan, dan pengingkaran.”[1]
Setelah mengalami kehinaan dan pengusiran dari jazirah Arab di zaman 
keemasan Islam. Orang-orang Yahudi mencari celah dan berusaha membalas 
dendam kepada Islam. Mereka memanfaatkan kelemahan umat Islam yang 
keimanan dan semangat beragama mereka mulai lemah. Di zaman ini, Yahudi 
dengan berbagai cara berusaha kembali merebut kejayaan mereka. salah 
satu usaha mereka dengan berusaha mendirikan negara yang menjadi 
kendaraan untuk berkuasa. Dengan berbagai usaha dan akal licik mereka 
mendirikan negara yang mereka klaim sebagai negara “Israel”[2].
 Negara yang mereka buat dengan penuh konspirasi dan penindasan terhadap
 negara Palestina yang mereka berniat menguasainya dengan penuh.
Yahudi Tidak Berhak Menisbatkan Diri pada Israel
Orang Yahudi menamakan negara dengan nama Israel karena mereka mereka
 mengklaim bahwa mereka adalah memiliki ikatan darah dengan Bani Israel.
 Memang benar mereka adalah keturuan Israel yaitu Nabi Ya’qub. Akan 
tetapi mereka adalah keturunan Israel yang sering membangkang dan tidak 
 tahu diri sehingga dilaknat oleh Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ 
دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا 
يَعْتَدُونَ
“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan 
Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka 
durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS. Al Maidah: 78)
Ini adalah makar mereka untuk menutupi jati diri mereka karena di 
berbagai kitab Samawi nama Yahudi identik dengan kejelekan dan perbuatan
 mereka yang melampui batas.
Sebagaimana di dalam Al-Quran, Allah mencela dan melaknat kaum Yahudi. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا
“Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu” , sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.” (QS. Al Ma’idah: 64)
Orang Yahudi juga mengklaim bahwa mereka membawa kemuliaan ajaran 
nabi Ibrahim karena mereka adalah keturunan Israel (Nabi Ya’qub) yang 
memang merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Akan tetapi ini dibantah dalam 
Al-Quran, mereka orang Yahudi bukanlah pembawa Ajaran Nabi Ibrahim dan 
nabi Ibrahim bukan pula orang Yahudi. Allah Ta’ala berfirman,
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan 
tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-kali 
bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran: 67)
Yang paling berhak dengan Ibrahim adalah mereka yang mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu umat islam. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا 
النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya orang yang paling berhak terhadap Ibrahim ialah 
orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) , beserta 
orang-orang yang beriman, dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang 
yang beriman.” (QS. Ali Imran: 68)
Jangan Mencela Israel
Sering kita mendengar celaan terhadap Israel yang sebenarnya maksud 
mereka adalah celaan terhadap nergara Yahudi ini. Ini sebaiknya 
dihindari karena Israel adalah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Dan orang Yahudi tidak berhak terhadap nabi Ya’qub.
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan,
« حضرت عصابة من اليهود نبي الله صلى الله عليه وسلم فقال لهم : » هل 
تعلمون أن إسرائيل يعقوب ؟ « فقالوا : اللهم نعم ، قال النبي صلى الله عليه
 وسلم : » أشهد عليهم «
“Suatu saat sekelompok orang Yahudi mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu beliau bertanya pada mereka: “Apakah kalian mengetahui bahwa Israel adalah Ya’qub?” Orang-orang Yahudi itu pun menjawab,“Itu betul.“ Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Ya Allah saksikanlah perkataan mereka’.”[3]
Israiil dalam bahasa Ibrani bermakna Abdullah atau hamba Allah. Abu Ja’far berkata,
وكان يعقوب يدعى”إسرائيل”، بمعنى عبد الله وصفوته من خلقه. و”إيل” هو الله، و”إسرا” هو العبد، كما قيل:”جبريل” بمعنى عبد الله
“Nabi Ya’qub dipanggil dengan Kata “Israil”, karena bermakna Abdullah (hamba Allah) dan shafwatullah (kekasih
 Allah).  Dan kata “Iil” adalah Allah sedangkan kata “Israa” adalah 
hamba. Sebagaimana dikatakan  bahwa “Jibrill” adalah hamba Allah.”[4]
Maka sangat tidak enak didengar jika ada yang berkata atau terdengar di berita,
“Israel kejam dan licik”
“Israel laknatullah dan tidak tahu malu”
“Israel menyerang negara Islam Palestina”
Mari kita biasakan menyebut mereka dengan Yahudi dan negara Yahudi atau negara zionis Yahudi. (*)
Catatan Kaki
[1] Taisir Al-Karim Ar-Rahman hal. 241, Mu’assasah Risalah, cet. I, 1420 H, Syamilah

Tidak ada komentar:
Write komentar