Minggu, 24 Agustus 2014

Hizb asy-Syaithân

Posted by   on

A. Mukadimah
Hizb asy-Syaithân, — antonim Hizb Allâh — artinya “Partai Setan”. Tentu saja kita tidak ingin diri kita, komunitas kita, apalagi bangsa kita terperosok terus menerus pada gambaran-gambaran bodoh yang meracuni pikiran anak-anak kita, dengan pengenalan-pengenalan yang salah tentang syaithân melalui film-film picisan, murahan, yang mempersempit otak, membuat anak-anak menjadi penakut dengan gambaran-gambaran yang salah dan melenceng. Barangkali tidak semuanya salah tetapi lebih banyak salahnya daripada benarnya yang digambarkan dalam bermacam mitos.
Salah satu hal yang harus kita perjuangkan dalam hidup ini ialah bermusuhan. Mungkin mengejutkan, kenapa kita harus bermusuhan? Bukankah kita harus mencari sahabat. Tidak benar. Mencari sahabat itu perlu bahkan dikatakan lebih susah mencari seorang sahabat daripada mencari musuh. Tanpa rekayasa pun kita bisa gampang ketemu musuh. Lewat di muka orang banyak tanpa berteguran dengan sifat arogan, berkata yang tidak menyenangkan sudah cukup untuk dapat musuh.
Jadi realitas kita sebagai muslim bahwa dalam hidup ini kita harus mengambil musuh dan harus punya musuh. Siapa yang dimaksud? Itulah yang Allah nyatakan “ ان الشيطان لكم عدو  “, “Sesungguhnya setan itu untukmu adalah musuh”. Saya jelaskan struktur katanya[2]: Dengan mengatakan lakum (لكم) terlebih dahulu, kita mendapatkan pelajaran, bukan untuk kerbau ‘setan’ itu menjadi musuh, bukan untuk kecoa, bukan untuk hewan, atau benda-benda, tetapi untuk ‘kamu’ jenis manusia. Ingat!
Tetapi karena kita sering lupa terhadap pernyataan yang sudah sangat jelas innasy syaithâna lakum ‘aduwwun ternyata perlu ditambahkan, dilengkapi, dan bukan karena dia kurang, lebih kepada pelajaran buat kita. Fattakhidzûhu ’aduwwan, perlakukanlah setan itu, posisikan dirimu sebagai musuh. Ada pernyataan: “anggaplah setan itu sebagai musuh.” Kalau cuma dianggap tidak cukup. Untuk itu kita perlu mengenal beberapa hal.
B. Dua Kelompok Manusia
Meskipun Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengambil kesaksian kepada manusia tentang rubûbiyyah-Nya saat mereka masih berada di alam ruh dan mengatakan “balâ syahidnâ” (ya kami menyaksikan), namun dalam realitas kehidupan masih kita temukan kelompok manusia yang selalu mengingkari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pada akhirnya mereka senantiasa mengingkari kebenaran yang telah dibawa para Nabi dan Rasul-Nya. Setiap risalah yang diserukan oleh para Rasul selalu saja mereka mendustakannya. Bahkan mereka dengan sengaja menjadikan diri mereka sebagai front penentang setiap kebenaran yang dibawa oleh para Rasul.
Peristiwa seperti ini terjadi sepanjang masa. Setiap kali Allah mengutus seorang Rasul, selalu saja ada yang menentangnya. Ada yang menyambutnya, tetapi jumlahnya sedikit, dan kebanyakan dari umat manusia ini menentangnya.
Maka jelas bagi kita bahwasanya manusia terbagi menjadi dua kelompok atau dua golongan yang terus bermusuhan sepanjang sejarah peradaban dan kehidupannya. Sebagian mereka ada yang sangat tunduk dan patuh kepada setiap seruan dan ajaran yang dibawa para Nabi dan Rasul. Mereka senantiasa meyakini kebenaran ayat-ayat Ilahiyah yang ditilawahkan dan diajarkan para Rasul, tampil sebagai pembela kebenaran dan berjuang dengan segala pengorbanan demi tegaknya kalimat “lâ ilâha illallâh” di persada dunia. Mereka itulah yang disebut “Hizb Allâh” (Partai Allah) oleh al-Quran. Dan sebagian yang lain ada yang menjadi kelompok pendukung dan pembela kebatilan, kekufuran dan kemungkaran, serta menjadi penghalang dan penentang ajaran kebenaran yang diajarkan oleh Allah melalui para Rasul-Nya. Itulah yang dinamakan dengan Hizb asy-Syaithân (Partai Setan)

hizb-asysyaithan1
Perhatikan beberapa firman Allah berikut ini;
وَ لَقَدْ بَعَثْنا في كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَ اجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَ مِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيْرُوْا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كانَ عاقِبَةُ الْمُكَذِّبينَ
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (QS an-Nahl 16:36)
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُوْلَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (QS al-Mujâdilah 58:19)
لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itu orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari pada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan Allah itu golongan yang beruntung.” (QS al-Mujâdilah 58:22)
Dari beberapa ayat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwasanya Hizb asy-Syaithân ini terus berada dalam kesesatan dan kebatilan. Mereka tak henti-hentinya menebarkan kesesatan dan kebatilan ini dengan segala cara selama ada kesempatan. Mereka juga terus mempengaruhi manusia yang lain agar mau bersama-sama mereka untuk memperjuangkan keyakinannya dan menghasungnya dalam rangka bermaksiat kepada Allah.
C. Langkah-langkah Hizb asy-Syaithân
Hizb asy-Syaithân tidak akan tinggal diam untuk mewujudkan keinginan dan impian-impiannya. Mereka senantiasa melangkah untuk menghimpun manusia-manusia yang bisa dipengaruhinya Inilah beberapa langkah yang ditempuh oleh mereka.
Pertama, mereka berusaha keras mengeluarkan manusia dari cahaya Allah dan nilai-nilai keimanan
Allah berfirman:
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُواْ يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوُرِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah 2:257).
Kedua, tazyîn (memandang bagus/baik kemaksiatan)
Mereka berusaha membangun image (citra) positif kepada manusia bahwa kemaksiatan merupakan sebuah keindahan, melakukan kemungkaran sebagai hak asasi dan meyakini kemaksiatan sebagai media perenungan karunia Allah sementara ketatan kepadaAllah itu menyeramkan. Di antara image yang dibangun, syariat Islam identik dengan terorisme, poligami, kekerasan, pembunuhan dan lain-lain. Inilah fenomena yang terjadi dewasa ini, fenomena masyarakat didominasi oleh penyakit syahwat dan syubhat.
Allah berfirman:
وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاء فَزَيَّنُوا لَهُم مَّا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِم مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ
“Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.” (QS Fushshilat 41:25)
Ketiga, taswîs (membisikkan kejahatan dan membangun keraguan dalam hati manusia)
Hizb asy-Syaithân selalu menyampaikan kepada manusia bahwa apa yang diajarkan oleh rasul itu tidak sesuai dengan realitas. Ajaran itu sudah kuno, kaku, tidak fleksibel, kering, dan sederet istilah yang semuanya tidak enak didengar. Semua itu dibisikkan ke dalam hati manusia untuk membangun keraguan di dalam hati manusia-manusia lain akan kebenaran Islam. Mereka selalu mengingkari ayat-ayat Ilahiyah dan tidak pernah menempuh jalan yang membawa petunjuk.
Allah berfirman:
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (٤) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (٥) مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ (٦)
“dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.” (QS an-Nâs 114:4-6)
D. Ciri-ciri Hizb asy-Syaithân
Alangkah buruknya tindakan Hizb asy-Syaithân ini. Karena itulah kta perlu mengenali sifat kelompok ini agar bisa menghindarinya.
Setiap kelompok memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi karakter pembeda antara satu dengan yang lain. Sebagaimana Hizb Allâh memiliki ciri-ciri atau muwâshafât yang berkaitan dengan nilai-nilai ketaqwaan dan kemuliaan, maka Hizb asy-Syaithân juga memiliki ciri-ciri tertentu sebagai berikut;
Pertama, selalu lupa kepada Allah (ghaflah)
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطانُ فَأَنْساهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولئِكَ حِزْبُ الشَّيْطانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطانِ هُمُ الْخاسِرُونَ
“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (QS al-Mujâdilah 59:19)
Manusia dari golongan dan status apa saja apabila sudah dikuasai setan, niscaya ia akan lupa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan pada akhirnya mereka akan mudah melakukan pelanggaran-pelanggaran dan menikmati hal-hal yang dilarang Islam. Coba kita renungkan kembali manusia-manusia yang saat ini duduk di tiga lembaga tinggi Negara, bagaimana perbuatan dan tindakan mereka yang selama ini dikuasai setan. Dan juga masyarakat kita yang masih bersama-sama setan, sebagaimana yang dilakukan oleh mereka dalam lembaran-lembaran kehidupan selama ini.
Kedua, mengekor hawa nafsu
Ketika seseorang lupa dengan Allah, maka orientasi hidupnya dunia, dan pemandu hidupnya adalah hawa nafsu.
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang buruk yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS Maryam 19:59)
Ketiga, menjauhi al-Quran
Sebagai konsekuensi dari mengikuti hawa nafsu, Hizb asy-Syaithân hidup tidak berpedoman al-Quran maupun sunnah Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam. Mereka justeru meninggalkan al-Quran dan menambil pandangan sendiri. Bahkan selalu mengajak orang untuk menjauhi al-Quran dan mengikuti pandangan dan falsafahnya sendiri.
سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِن يَرَوْاْ كُلَّ آيَةٍ لاَّ يُؤْمِنُواْ بِهَا وَإِن يَرَوْاْ سَبِيلَ الرُّشْدِ لاَ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلاً وَإِن يَرَوْاْ سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلاً ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَكَانُواْ عَنْهَا غَافِلِينَ
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku) (yang dimaksud dengan ayat-ayat di sini ialah: ayat-ayat Taurat, tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.” (QS al-A’râf 7:146)
Keempat, dikuasai setan
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُوْلَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (QS al-Mujâdilah 58:19)
Kelima, loyal kepada musuh-musuh Allah
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُواْ يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوُرِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah 2:257)
Itulah beberapa ciri Hizb asy-Syaithân (Partai Setan, Komunitas Pro-Kejahatan). Semoga kita senantiasa termasuk penentang golongan ini dan menjadi Hizb Allâh (Partai Allah, Komunitas Pro-Kebenaran) sepanjang kehidupan kita. Mereka (Hizb asy-Syaithân) suatu saat pasti akan hilang dan musnah, sementara Hizb Allâh akan terus eksis dan memetik kemenangan, sesuai janji Allah SWT dalam QS al-Isrâ’ 17:81,
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَ زَهَقَ الْباطِلُ إِنَّ الْباطِلَ كانَ زَهُوقاً
“Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.”
  Wallâhu A’lam.
[1]Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Eza Reza, 11 Januari 2010, dalam http://ezazx.wordpress.com/2010/01/11/hizbusy-syaithan-golongan-setan/

Tidak ada komentar:
Write komentar