Minggu, 16 November 2014

Kedatangan Imam Mahdi Adalah Sebuah Takhayyul !!!

Posted by   on

blackflag
Oleh : Amin Saefullah Muchtar
Pertanyaan
Sejauhmana keyakinan kita kepada kedatangan Imam Mahdi yang akan memerangi Dajjal bersama Nabi Isa? Apakah Imam Mahdi itu ada? Saya minta keterangan yang jelas dalam Alquran dan hadis tentang Imam Mahdi dan Dajjal?
Jawaban
Istilah Imam Mahdi muncul dan berhubungan erat dengan akidah mahdawiyyah, yakni keyakinan bahwa di akhir zaman akan datang seorang juru selamat yang akan menyelamatkan kehidupan manusia di muka bumi dari ketidakadilan, kesengsaran, dan kekejaman. Dia akan membawa mereka pada kebahagian dan kedamaian.  Sebenarnya cerita tentang Imam Mahdi/“ratu adil” ini terdapat hampir pada setiap pemeluk agama. Orang-orang Persia menantikan datangnya Mesio Darbahmi. Orang-orang Hindu menantikan turunnya Kalki. Orang-orang Yahudi menantikan Mesiah. Sementara keyakinan tentang turunnya Mahdi di kalangan sebagian umat Islam, khususnya kaum Sufi dan Syi’i berpangkal pada kepercayaan Mesio Darbahmi dan Mesia. Diduga kuat yang pertama kali memasukkan paham ini pada kaum muslimin adalah Abdullah bin Saba si Yahudi itu.
Mirza Ghulam Ahmad di India, pernah mengaku sebagai Imam Mahdi yang memuji penjajahan kerajaan Inggris atas Hindia dan Pakistan antara lain dalam bukunya yang berjudul “At Tabligh” hal. 190 :
إِعْلَمُوا أَيُّهَا اْلإِخْوَانُ إِنَنَا قَدْ نَجَوْنَا مِنْ أَيْدِي الضَّالِمِينَ فِي ضِلِّ دَوْلَةِ هذِهِ الْمَلَيْكَةِ
“Ketahuilah wahai saudara-saudara, sesungguhnya kita telah terselamatkan dari tangan orang-orang yang zalim di bawah naungan kerajaan perempuan ini (yaitu Queen Victoria), ratu Ingris tahun 1819-1901”
أَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا وُجُودَهَا وَجُودَهَا
“Hai Tuhan, berkatilah untuk kami dengan adanya dan kemurahannya (ratu itu).”
فَالْحَمْدُ للهِ الَّذِي بَدَّلَنَا مِنْ بَعْدِ خُوفِنَا أَمْنًا وَ أَعْطَانَا مَلِيكَةً رَحِيمَةً كَرِيـمَةً
 
“Sekalian puji-pujian adalah bagi Allah yang telah mengganti kami dari ketakutan menjadi aman dan mengaruniakan kepada kami raja perempuan yang penyayang lagi pemurah.”
وَلَعَمْرِي إِنَّ هذَا الْقَوْمَ قَوْمٌ أَرْسَلَهُ اللهُ لَنَا لِخَيْرِنَا 
“Demi Allah, sesungguhnya kaum (Ingris) ini adalah kaum yang diturunkan Allah untuk kita dan bagi kebaikkan kita.”
وَ وَجَبَ عَلَيْنَا شُكْرُهُمْ بِالْقَلْبِ وَ اللِّسَانِ
“Dan wajib kita bersyukur kepada mereka dengan hati serta lidah.”
Kemudian Raymond Paul Pierre Westerling, pernah juga merealisasikan pengakuannya sebagai ratu adil (Imam Mahdi). Dan ia mampu membunuh 40. 000 rakyat Sulawesi Selatan. Kemudian menyerang kota Bandung tahun 1950 secara tiba-tiba sehingga menimbulkan korban yang banyak. Dan masih banyak lagi orang-orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi.
Tentang Imam Mahdi ini, baik dalam Alquran maupun hadis yang sahih tidak terdapat satu keterangan pun yang menjelaskan adanya. Malah sampai pada abad pertengahan Islam tidak ada seorang pun yang mengenalnya.
Adapun hadis-hadis tentang Mahdi itu seluruhnya hadis palsu dan penipu. Adapun hadis-hadis termaksud adalah sebagai berikut:
Hadis Kesatu
عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ اَلْمَهْدِى مِنْ عِتْرَتِى مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ. 
- رواه أبو داود وابن ماجة والـحاكم –
Dari Ummu Salamah, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Al-Mahdi di antara keturunanku, yaitu cucu fatimah.” (H.r. Abu Daud, Sunan Abu Daud, III:310; Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah IV:414; dan al-Hakim, al-Mustadrak IV:557).
Hadis Kedua
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي.
-رواه أبو داود والترمذي وابن حبان وابن أبي شيبة و أبو نعيم-
Dari Ibnu Masud, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Dunia tidak akan binasa sehingga seorang laki-laki dari ahlu baitku yang namanya sesuai dengan namaku menguasai Arab.” (H.r. Ahmad, Musnad al-Imam Ahmad, VI:42, No. 3.571, hal. 44 No. 3.572, hal. 45 No. 3.573, VII:174, No. 4.098, hal. 311, No. 4.279; Abu Daud, Sunan Abu Daud, III:310; At-Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi VI:485; Ibnu Hiban, Shahih Ibnu Hiban VII:576; Ibnu Abu Syaibah, al-Mushannaf VIII:678; dan Abu Nu’aim, Hilyatul Aulia III:101-102).
Hadis Ketiga
عَنْ عَلِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ اَلْمَهْدِى مِنَّا اَهْلَ الْبَيْتِ يُصْلِحُهُ اللُه فِى لَيْلَةٍ.
-رواه احمد وابن ماجة وابن أبي شيبة.
Dari Ali, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Al-Mahdi dari kami ahlul bait, Allah membimbingnya dalam satu malam.” (H.r. Ahmad, Musnad al-Imam Ahmad ; Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah IV:413; dan Ibnu Abu Syaibah, al-Mushannaf VIII:678).
Hadis Keempat
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ لاَ يَزْدَادُ اْلأَمْرُ إِلاَّ شِدَّةً وَلاَ الدُّنْيَا إِلاَّ إِدْباَرًا وَلاَ النَّاسُ إِلاَّ شُحًّا وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ النَّاسِ وَلاَ الْمَهْدِيُ إِلاَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ.
رواه ابن ماجة والـحاكم-
Dari Anas, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak akan bertambah perkara itu (berpegang kepada agama dan sunnah) kecuali bencana, dan tidaklah dunia kecuali mati, dan tidaklah manusia kecuali rakus, dan tidak akan terjadi kiamat kecuali manusia dalam keadaan jahat, dan tidak ada mahdi kecuali Isa bin Maryam.”(H.r. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah IV:378; al-Hakim, al-Mustadrak IV:441).
Hadis Keenam
عَنْ عُثْمَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ الْمَهْدِي مِنْ وَلَدِ الْعَبَّاسِ عَمِّى.
-رواه الدارقطنى.
Dari Usman, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Al-Mahdi itu keturunan Al-Abbas pamanku.” (H.r. Ad-Daraquthni, Silsilah al-Ahadits ad-Dha’ifah I:108).
Hadis Ketujuh
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ مِنَّا الَّذِي يُصَلِّى عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ خَلْفَهُ.
-رواه أبو نعيم-
Dari Abu Sa’id, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘(al-mahdi) dari kami yang Isa bin Maryam akan bermakmum kepadanya.” (H.r. Abu Nu’aim, al-Manarul Munief, hal. 134).
Hadis Kedelapan
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ اَلْمِهْدِي مِنِّى أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى اْلاَنْفِ يَمْلأُ اْلاَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلأَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا وَيَمْلِكُ سَبْعَ سِنِيْنَ. -
رواه أبو داود والـحاكم-
Dari Abu Sa’id, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Al-Mahdi dariku, dahinya lebar, hidungnya mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi sebelumnya dipenuhi dangan kezhaliman dan pelanggaran. Dan ia akan berkuasa selama 7 tahun.” (H.r. Abu Daud, Sunan Abu Daud, III:310; al-Hakim, al-Mustadrak IV:557)
Keterangan:
A. Sanad
1. Hadis kesatu dha’if, karena semua sanadnya melalui seorang rawi yang bernama Ziyad bin Bayan dari Ali bin Nufail. Adz-Dzahabi berkata: “Hadisnya tidak sahih”. Al-Bukhari berkata, “fi isnadihi nazharun (pada sanadnya perlu diteliti).” (Mizanul I’tidal II: 87 ). Al-Uqaili berkata, “ Tidak ada mutabi’ atas Ali bin Nufail, dan ia tidak dikenal kecuali dengan hadis itu.” (Mizanul I’tidal III:160 ).
2. Hadis kedua dha’if, karena semua sanadnya melalui seorang rawi bernama Ashim bin Bahdalah (Abun Najud), dia Buruk hapalan (Mizanul I’tidal II: 357). Hadis tersebut diriwayatkan pula oleh :
  • a. Al-Bazzar (Musnad Al-Bazzar VIII : 256), Ibnu Adi (Al-Kamil I : 129) dan Abu Nu’aim (Silsilah hadis-hadis shahih IV :38) dari Qurrah bin Ayas. Pada sanandnya terdapat seorang rawi bernama Daud bin Al-Muhabbir. Kata Abu Hatim, “Dzahibul hadits (dia pemalsu hadis).” Kata Ad-Daruquthni, “Matrukul hadits (hadisnya ditinggalkan).” (Tahdzibul Kamal VIII:446-447)
  • b. Abu Daud (Sunan Abu Daud III:310) dari Ali bin Abu Thalib. Pada sanadnya terdapat rawi bernama Fithr, dia Syi’ah Rafidhah. (Siyaru A’lamin Nubala VIII:31).
  • c. Ahmad (Musnad al-Imam Ahmad, XVIII:209-210, No. 11.130, XVIII:416, No. 11.313) dan Abu Nu’aim (Hilyatul Aulia, III:101-102) dari Abu said. Pada sanad Ahmad ada rawi bernama Mathar bin Thuhman. Dia Shaduq (jujur), banyak salah (Tahdzibul Kamal XXVIII:54). Sedangkan pada sanad Abu Nu’aim ada rawi bernama Haudzah. Kata Yahya bin Ma’in: “Dia tidak terpuji (dalam periwayatan)” Ditanyakan kepadanya: “Kenapa ?” dia menjawab, “Tidak ada seorangpun yang meriwayatkan hadis-hadis ini sebagaimana yang dia riwayatkan, dan dia juga bisu.” (Tahdzibul Kamal XXX:323).
3. Hadis ketiga dha’if, karena semua sanadnya melalui rawi bernama Yasin al-’ajli. Imam Al-Bukhari berkata, “fihi nazharun (dirinya perlu diteliti), dan saya tidak mengetahui satu hadispun riwayatnya selain ini (Tahdzibul Kamal XXXI:182). Syekh Ibnul Hammam berkata: “Bila Al-Bukhari mengatakan fihi nazharun pada seseorang, maka hadisnya tidak dapat dipakai hujjah, tidak dapat menjadi syahid, dan tidak pantas untuk i’tibar.” (Tuhfatul Ahwadzi III:528).
4. Hadis keempat dha’if, karena pada sanadnya terdapat rawi bernama Muhammad bin Khalid al-Junadi, dia majhul (tidak dikenal) (Ta’liq ala Tahdzibul Kamal XXV:147). Dan Hasan al-Bishri, dia mudallis (pelaku hadis mudallas) (Silsilah Hadis-hadis Dhaif I:103).
5. Hadis kelima dhaif, karena pada sanadnya terdapat rawi bernama muhammad bin Al-Walid, dia pemalsu hadis (Silsilah Hadis-hadis Dhaif I:108).
6. Hadis keenam dha’if, pada sanadnya terdapat dua orang rawi bernama al-Jayyid bin Nazhief dan Ja’far bin Thariq. Nama keduanya tidak dikenal di kalangan ahli hadis. Dan Al-Jayyid tidak tercatat sebagai murid Abu Nadhrah.
7. Hadis ketujuh dha’if, pada sanadnya terdapat dua orang rawi bernama Imran bin Dawar. Kata Ad-Daruquthni, “Dia sering menyalahi (rawi tsiqat) dan banyak waham.” (Ta’liq Tahdzibul Kamal XXII:330). Dan Sahl bin Tamam, Kata Ibnu Hajar, “Dia shaduq (jujur), (sering) keliru” (Ta’liq Tahdzibul Kamal XII:177).
Selain itu hadis-hadis tentang Imam Mahdi diriwayatkan pula oleh:
  1. Ibnu Majah, Abu Nu’aim, dan Al-Bazzar dari Anas bin malik
  2. Ahmad, Abu Nu’aim, Abu Ya’la, At-Thabrani, Al-Hakim, Abu Daud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi dari Abu Said.
  3. Ibnu Majah, Abu Nu’aim, dan Ahmad dari Tsauban.
  4. Ibnu Majah dan At-Thabrani dari Abdullah bin Al-Harits
  5. At-Tirmidzi, Ibnu Hiban, Al-Bazzar, At-Thabrani, Abu Ya’la dan Ad-Daruquthni dari Abu Hurairah.
  6. At-Thabrani dan Al-Bazzar dari Qurrah bin Ayas
  7. At-Thabrani dari Thalhah bin Ubaidillah
  8. Abu Nu’aim dan At-Thabrani dari Ibnu Umar
  9. At-Thabrani dari Ummu Habibah
  10. Abu Nu’aim dari Hudzaifah
  11. Abu Nu’aim dari Abdurrahman bin Auf
  12. Abu Nu’aim dan Al-Bazzar dari Jabir
  13. Abu Nu’aim dari Abdullah bin Amr
  14. Abu Nu’aim dan Ibnu Asakir dari Al-Husain
  15. Ad-Daruquthni dari Muhammad bin Ali
  16. Nu’aim bin Hammad dari Amr bin Al-Ash
  17. Nu’aim bin Hammad dari Abu Qubail
  18. Nu’aim bin Hammad dari Ammar bin Yasir
  19. Nu’aim bin Hammad dari Ka’ab
  20. Abu Ya’la dari Aisyah
Namun semuanya tidak terlepas dari kedaifan.
B. Matan
Kemudian ditinjau dari segi matan, hadis-hadis tentang al-mahdi simpang-siur, tidak ada keserasian sehingga tidak dapat diambil kesimpulan. Ada yang menyebutkan dia keturunan Fatimah. Ada yang menyebutkan keturunan Al-Abbas paman Nabi. Ada pula yang menyatakan al-Mahdi itu Isa bin Maryam. Lalu tentang masa kekuasaan al-Mahdi, ada yang menerangkan lima tahun, tujuh tahun, sembilan tahun, bahkan ada yang menyebutkan dua puluh tahun.

Berdasarkan tinjauan sanad dan matan tersebu, kami berkesimpulan bahwa hadis-hadis di atas tidak dapat dijadikan hujjah tentang keberadaan Imam Mahdi karena semuanya dha’if. Dalam kitab Asnal Mathalib disebutkan:

اَحِادِيْثُ الْمَهْدِى كُلُّهَا ضَعِيْفَةٌ لَيْسَ فِيْهَا مَا يُعْتَمَدُ عَلَيْهِ وَلاَ يُغْتَرُّ بِمَنْ جَمَعَهَا فِى مُصَنَّفَاتٍ (أسنى المطالب ص. 588
Hadis-hadis tentang al-Mahdi semuanya dha’if, tidak ada satupun padanya yang bisa dijadikan pegangan (dalil). Dan jangan tertipu oleh orang yang menghimpunnya dalam berbagai kitab.” (Asnal Mathalib, hal. 588).

Kesimpulan:
Berita tentang munculnya Imam Mahdi adalah takhayyul, dan orang yang mempercayainya musyrik.

Tidak ada komentar:
Write komentar