
Oleh Syeikh Abdullah Nashih Ulwan
Setelah gagalnya Perang Salib pertama 
yang berlangsung selama dua abad dalam upaya mencabut Islam dari 
akarnya, orang-orang Kristen mulai mengadakan kajian yang cermat dan 
membuat program untuk menghancurkan umat Islam.  Rencana mereka itu 
 secara bertahap adalah sebagai berikut :
Pertama : Menghancurkan Pemerintahan Islam
Inggris, Yunani, Italia, dan Perancis 
menggunakan saat lemahnya  Daulah Utsmaniyah karena perselisihan yang 
berkecamuk di dalam tubuh Daulah itu. Mereka bagai segerombolan serigala
 lapar menyerbu dengan ganasnya, menguasai tanah-tanah Daulah. 
Diantaranya adalah ibukota Daulah, Istambul. Kemudian diadakan 
perjanjian perdamaian Luzan. Inggris memberi isyarat kepada penghianat 
besar, Attaturk, bahwa Inggris tidak akan menarik pasukannya dari tanah 
Turki, kecuali setelah dilaksanakan  kesepakatan dengan syarat-syarat 
berikut :
1.    Menghapus Khilafah Islamiyah, mengusir khalifah dari Turki, dan merampas harta bendanya.
2.  Turki berjanji untuk menumpas segala gerakan yang dilancarkan oleh para pembela khilafah.
3.   Turki harus memutuskan hubungan dengan Islam.
4.   Turki harus memilih undang-undang sipil sebagai penggamti undang-undang yang diambil dari hukum Islam.
Selain itu, menghapus mahkamah 
(pengadilan) syariah, sekolah-sekolah agama, wakaf, hukum waris, dan 
mengubah azan dengan bahasa Turki, mengganti huruf Arab dengan huruf 
Latin, mengganti hari libur pada hari Jumat  menjadi hari Minggu, dan 
semua ini terlaksana tuntas pada tahun 1928.
Pengkhianatan Attaturk berhasil 
melaksanakan segala persyaratan ini. Dan Inggris beserta para sekutunya 
mengakui kemerdekaan Turki. Mereka menyalami Attaturk atas 
keberhasilannya menghapus khilafah, mensekulerkan Negara dan memerangi 
Islam.
Ketika Curzon, menteri luar negeri 
Inggris, berdiri di Majelis Umum Inggris (The House Of Common) 
melaporkan apa yang terjadi di Turki, sebagian perwakilan Inggris 
memprotesnya. Merekapun menyangkal mengapa Inggris mengakui  kemerdekaan
 Turki yang disekitarnya mungkin berkumpul Negara-negara Islam yang 
kemudian bersama-sama menyerang Barat. Curzon menjawab, “Kita telah 
menghancurkan Turki yang tidak memungkinkan mendirikan satu negarapun 
yang membelanya sejak hari ini.  Sebab, kita telah menghancurkan 
kekuatannya yang terwujud dalam dua dimensi.: Islam dan khilafah.” Para 
hadirinpun bertepuk tangan, dan tidak terdengar lagi bantahan.
Kedua : Menghancurkan dan Menghapus Al-Qur’an
Hal
 ini dilakukan karena ajaran Salib (Kristen) beranggapan bahwa Al-Qur’an
 adalah sumber pokok kekuatan orang-orang Islam, sumber mereka untuk 
kejayaan, kekuatan dan kemajuannya yang telah berlalu.- 
Gladstone, yang menjabat Perdana Menteri Inggris selama empat kali 
(1864-1874, 1880-1885, 1886-1891, 1892-1894) dalam majelis umum (the 
House of Common) Inggris, sambil mengangkat Al-Qur’an, mengatakan, 
“Selama Al-AQur’an ini berada di tangan orang-orang Islam, maka Eropa 
sama sekali tidak akan dapat menguasai Dunia Timur. Bahkan Eropa itu 
sendiri akan terancam.”
 - Seorang missionaris, William Jeford Balcrof, berkata, “jika Al-Qur’an dapat disisihkan dan kota Mekkah dapat diputuskan hubungannya dari Negara-negara Arab, maka sangat memungkinkan bagi kita untuk melihat seorang Arab secara bertahap mengikuti kemajuan Barat, terjauh dari Muhammad dan sekitarnya.”
 - 
Seorang missionaris pendengki lainnya, Catly, berkata,, “Kita harus 
menggunakan Al-Qur’an sebagai senjata yang paling ampuh dalam Islam 
untuk melawan Islam itu sendiri, sehingga kita dapat menghancurkannya. 
Kita harus menerapkan kepada kaum muslimin bahwa yang benar dalam 
Al-Qur’an bukanlah baru, dan yang baru tidaklah benar.”
 - 
Seorang penguasa kolonial Perancis di Aljazair, dalam peringatan 
seratus tahun kedudukannya, berkata, “Kita harus melenyapkan Al-Qur’an 
yang berbahasa Arab itu dari kehidupan mereka, dan melenyapkan bahasa 
Arab dari lidah mereka, agar kita dapat berkuasa penuh.”
 
Kenyataan ini menimbulkan kejadian unik 
di Perancis. Yaitu adanya usaha untuk melenyapkan Al-Qur’an dari jiwa 
pemuda Aljazair. Perancis mengadakan suatu eksperimen ilmiah, dengan 
memilih sepuluh pemudi muslimat berkebangsaan Aljazair yang oleh 
pemerintah Perancis dimasukkan di sekolah Perancis, diajari kultur 
Perancis, diajari bahasa Perancis, sehingga seolah-olah seperti seorang 
Perancis. Setelah sebelas tahun berlalu dari usahanya itu, sekolah 
mengadakan pesta meriah untuk melepas alumni. Diundang pula para 
menteri, ahli fikir dan para wartawan. Ketika pesta dimulai, semua 
hadirin dikejutkan dengan pemunculan pemudi-pemudi Aljazair yang 
mengenakan busana muslimat Aljazair. Surat kabar-surat kabar Perancis 
gempar  dan bertanya-tanya. “Apa yang dilakukan Perancis di Aljazair, 
setelah berlalu seratus duapuluh delapan tahun  dari masa 
pendudukannya?” La Couist, Menteri kolonial Perancis menjawab, “Apa yang mesti saya lakukan, jika Al-Qur’an ternyata lebih kuat dari Perancis?”
Program Kristenisasi Ketiga : Menghancurkan Ideologi Islam di kalangan kaum Muslimin dan memutus hubungan dengan Allah.
Hal ini dilakukan untuk mengacaukan 
peraturan Islam dan agar kaum Muslimin mengikuti jalan Atheis serta 
Liberal, sehingga mereka terpisah dari nilai nilai Islam.
1.   Samuel Zwemmer, 
ketua perkumpulan misionaris Kristenisasi, dalam Konferensi Suci yang 
diadakan pada tahun 1935 mengatakan, “Tugas misionaris yang diberikan 
oleh Negara-negara Masehi (Kristen) yang harus dilaksanakan di 
Negara-negara Muhammad bukanlah memasukkan kaum Muslimin ke agama 
Kristen. Tugas kalian adalah hanya untuk mengeluarkan Muslimin dari 
Islam, agar menjadi makhluk yang tidak punya hubungan dengan Allah. Dan 
secara otomatis akan terputus pula hubungannya dengan akhlak yang 
menjadi sandaran umat dalam hidupnya. Jika hal ini dapat kalian 
laksanakan, maka dengan mudah kalian membuka pintu imperialisme di 
negara negara Islam. Kalian telah menyiapkan semua pola pikiran di 
negeri negeri Islam untuk menerima cara di jalan apapun yang kalian 
usahakan, yaitu mengeluarkan Muslimin dari Islam.”
Pada prinsipnya, kalian telah 
mempersiapkan generasi muda di Negara muslim tanpa mereka mengenal 
hubungan dengan Allah dan tidak perlu memasukkannya ke dalam agama 
Kristen. Oleh karena itu,  lahirlah generasi Muslim, sebagaimana 
dikehendaki oleh imperialisme, tidak memperhatikan keagungan, mencintai 
hidup santai dan malas, semua kegiatannya di dunia ini semata-mata untuk
 memenuhi hawa nafsu. Jika belajar juga semata-mata untuk memenuhi hawa 
nafsu. Dan jika menduduki jabatan tertinggi, juga untuk mengejar hawa 
nafsu. Sesungguhnya segala usahanya hanyalah untuk memuaskan hawa 
nafsunya.
Wahai para misionaris, sesungguhnya tugas kalian akan berjalan lancar sempurna.”
2.   Zwemmer, dalam 
buku Al-Gharah ‘alal Alamil Islami (serangan Terhadap Dunia Islam), 
berkata, “Sesungguhnya Kristenisasi memberi dua keuntungan besar tehadap
 kultur Barat. Keuntungan menghancurkan dan keuntungan membangun.”
Yang dimaksud dengan menghancurkan adalah terlepasnya orang Islam dari agamanya, meski dengan didorong  ke Atheisme.
Akan halnya membangun, yang dimaksud 
adalah mengkristenkan  orang Muslim, jika mungkin mereka (muslim) bisa 
 dapat berdiri bersama dengan kultur Barat melawan bangsanya.”
3.   Seorang misionaris lain, Tacly,
 berkata “Kita harus membantu pembangunan sekolah-sekolah yang 
berpolakan Barat sekuler, karena kebanyakan  kaum muslimin akan goyah 
keyakinannya terhadap Islam dan Al-Qur’an ketika mereka mempelajari 
buku-buku sekolah yang berpolakan Barat, dan belajar bahasa-bahasa 
asing.”
Program Kristenisasi Keempat: Merusak Wanita Muslimat
Yaitu
 dengan memperhatikan gerakan-gerakan kebebasan wanita, mengadakan 
diskusi-diskusi disekitar hak-hak wanita dan persamaannya dengan 
laki-laki.  Membatalkan peraturan Islam dalam hal beristri lebih dari 
satu dan menentang dibolehkannya talak. Ini semua dimaksudkan untuk 
menimbulkan keraguan terhadap kesesuaian syariat Islam dalm kehidupan.
Pendeta Zwemmer telah menulis sebuah makalah dengan judul A-‘Alamul Islamil Yaum
 (Dunia Islam Hari ini). Ia berkata didalamnya, “Belum pernah ada kaidah
 yang berlandaskan tauhid, yang lebih besar dari agama Islam, yang 
tersebar di seluruh benua Asia dan Afrika yang sangat luas. Akidah Islam
 telah menembus hati dua ratus juta manusia. Ikatan yang paling erat 
yang mengikat mereka adalah bahasa Arab, sehingga merupakan reruntuhan 
bangunan tua yang menumpuk di atas bukit yang membaris di timur Kairo. 
Atau seperti barisan gunung yang menggapai awan, mencakar langit, 
bersinar puncaknya dengan sinar tauhid. Kaki-kakinya dipenuhi 
curam-curam jurang beristri banyak dan kejatuhan kedudukan wanita.
Kemudian musuh Islam ini mengakhiri 
pidatonya dengan memberi nasihat kepada para misionaris agar tidak putus
 asa. Sebab, ulat kebebasan wanita telah menggerogoti tulang masyarakat 
Islam. Katanya, “Hendaknya para misionaris tidak putus asa jika melihat 
hasil misionaris di kalangan kaum muslimin masih lemah. Karena sudah 
merupakan suatu kenyataan, bahwa telah tumbuh dalam hati kaum muslimin 
kecenderungan kuat terhadap ilmu-ilmu Eropa dan kebebasan wanita.”
Penulis Perancis popular, Massio Atein 
La Mai, menulis makalah dalam majalah Perancis Al-‘AAlamin, edisi 15 
September 1901. Ia menggambarkan perencanaan matang untuk menghancurkan 
Islam. “Sesungguhnya metode pendidikan anak-anak Muslim, meski punya 
pengaruh seperti sudah kita terangkan, namun pendidikan gadis-gadis di 
sekolah kependetaan adalah lebih menjamin tercapainya apa yang kita 
cita-citakan. Bahkan saya katakan, bahwa pendidikan anak-anak gadis 
dengan metode ini adalah jalan satu-datunya untuk menghancurkan Islam 
oleh pemeluknya sendiri.”
Misionaris  wanita, An-Miligan, berkata,
 “Kami telah mengumpulkan gadis-gadis dari kalangan ningrat dalam 
barisan fakultas wanita di Kairo. Tidak ada tempat lain yang 
memungkinkan untuk mengumpulkan jumlah seperti ini yang terdiri atas 
gadis gadis muslim di bawah pengaruh (wibawa) Kristen. Oleh karena itu, 
tidak ada jalan yang lebih dekat kepada penghancuran benteng Islam  dari
 sekolah ini.”
Wahai saudaraku kaum pendidik, apakah 
anda mengetahui sebagian rencana Kristen  yang tercela ini dalam upaya 
menghapus akidah Islam dari jiwa pemudi-pemudi kita,dan memutus hubungan
 antara mereka dengan Islam?
Apakah telah anda ketahui, bahwa semua 
tujuannya adalah untuk merobek kesatuan Islam di kawasan masyarakat 
Islam, sehingga mereka dapat merealisasikan angan-angan mereka dalam 
tubuh kaum Muslimin ?
Apakah anda telah mengetahui bahwa 
tujuan terakhirnya adalah merusak keluarga muslim, agar setiap individu 
yang terdiri atas pemuda dan pemudi bertolak dalam keserbabebasan tanpa 
ikatan apa-apa?
Jika telah mengetahui semua ini, maka 
hadapilah tanggungjawab yang diberikan Allah kepadamu dengan sepenuh 
hati. Tunaikanlah seluruh kewajiban sesempurna mungkin, hingga akhirnya 
anak-anak dan keluarga kita selamat dari usaha  merusak   yang 
dilancarkan oleh musuh-musuh Islam.
Sumber: eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Write komentar