Sabtu, 08 September 2012

SHIH HUANG TI

Posted by   on

Kaisar Cina yang besar Shih Huang Ti dari tahun 238-210 SM menyatukan Cina dengan kekuatan senjata dan meletakkan dasar perombakan-perombakan. Perombakan ini merupakan faktor utama dalam penyatuan kultural Tiongkok hingga kini.

Shih Huang Ti (juga terkenal dengan julukan Ch'in Shih Huang Ti) dilahirkan tahun 259 SM dan wafat tahun 210 SM. Untuk memahami arti penting pribadinya, kita perlu mengetahui dulu latar belakang historis masanya. Dia lahir di penghujung tahun dinasti Chou yang didirikan sekitar 1100 SM. Berabad sebelum masanya, dinasti Chou sudah kehilangan keampuhannya selaku penguasa, dan Cina terpecah belah menjadi banyak sekali negara-negara feodal.

Pelbagai raja-raja feodal ini tak henti-hentinya bertempur satu sama lain, dan lambat laun beberapa penguasa kecil melenyap. Salah satu dari negeri terkuat yang selalu baku hantam itu Ch'in, di bagian Cina sebelah barat. Pemimpin-pemimpin kerajaan Ch'in menganut mazhab filosofis legalis yang dijadikan dasar negara. Kong Hu-Cu menganjurkan agar penduduk diperintah lewat contoh suri teladan akhlak dari pemimpinnya. Tetapi, menurut mazhab filosofi legalis, rakyat tidak cukup baik diperintah lewat cara yang ditunjukkan Kong Hu-Cu, karena itu tidak mungkin ditrapkan. Mendingan, rakyat itu diawasi ketat lewat aturan-aturan keras dan dipaksa tanpa pandang bulu. Hukum dan aturan digariskan oleh penguasa dan penguasa dapat mengubah kalau dia pandang perlu untuk kepentingan politik masa depan negeri.

Bisa jadi akibat berpegang pada ide legalis, bisa jadi juga karena letak posisi geografisnya, atau bisa jadi berkat kemampuan kepemimpinan Ch'in, negeri itu menjadi negeri paling kuat diantara negeri-negeri kerajaan di Cina pada saat Cheng (keturunan Shih Huang Ti di masa depan) lahir. Secara simbolis Cheng naik tahta pada tahun 246 SM pada umur tigabelas tahun tetapi dalam praktek sebuah dewan memegang pemerintahan hingga Cheng cukup dewasa di tahun 238 SM. Raja baru itu mengangkat jendral-jendral yang berkemampuan dan dengan semangat berkobar-kobar mengganyang negeri-negeri feodal yang masih tinggal. Negeri feodal terakhir rontok tahun 221 SM dan sesudah itu dia bisa memproklamirkan diri selaku Wang (raja) seluruh Cina. Sekedar memberi bobot, dalam rangka usahanya memutus hubungan dengan masa lampau, dia memakai gelar baru dan menyebut dirinya Shih Huang Ti yang maknanya "Kaisar pertama."

Shih Huang Ti segera bergegas melakukan perubahan-perubahan besar. Berdasar tekad mencegah cerai-berainya lagi Cina yang telah merusakkan kerajaan Chou, dia memutuskan menghapus habis seluruh sistem pemerintahan feodal. Wilayah yang dikuasainya dibagi-baginya menjadi 36 propinsi, dan pada tiap propinsi diangkat seorang gubernur sipil yang langsung ditunjuk oleh kaisar. Shih Huang Ti mengeluarkan dekrit bahwa gubernur propinsi tidaklah lagi berdasar keturunan. Akibat dari keputusan ini, terjadilah kebiasaan memindah-mindahkan gubernur dari satu propinsi ke propinsi lain untuk mencegah kemungkinan timbulnya pejabat daerah yang ambisius dan menyusun basis kekuatan untuk kepentingan dirinya sendiri. Tiap propinsi juga punya pimpinan militer, ditunjuk oleh kaisar dan sewaktu-waktu bisa dipindah kapan saja dia berkenan. Di samping itu ditunjuknya pula pejabat ketiga untuk memelihara keseimbangan antara gubernur sipil dan gubernur militer. Dia membangun jalan raya yang panjang dan rapi menghubungkan ibukota dengan kota-kota propinsi. Jalan raya itu dibangun sedemikian rupa --di samping arti ekonomisnya-- juga sewaktu-waktu dapat digunakan untuk gerakan tentara pusat ke daerah-daerah yang kalau-kalau banyak tingkah dan coba-coba bikin ulah yang bisa mengganggu keutuhan dan kestabilan kekuatan pusat. Shih Huang Ti pun tak lupa mengumumkan aturan bagi aristokrat-aristokrat lama yang masih hidup harus menetap di ibukota Hsieng yang dengan maksud supaya mereka dapat dengan mudah diawasi gerak-geriknya.

Tetapi, Shih Huang Ti tidaklah puas hingga di situ. Dia tidak puas hanya sampai urusan persatuan politik dan militer semata, tetapi juga berusaha menggalang kesatuan ekonominya. Dia menentukan norma-norma ukuran baik untuk berat timbangan maupun panjang sesuatu barang. Dia menetapkan standar mata uang, macam-macam peralatan, lebar serta panjang kendaraan dan mengawasi konstruksi jalan raya dan saluran-saluran air. Dan dia juga menetapkan sistem hukum yang seragam untuk seluruh Cina berikut standar bahasa tulisan.

Perbuatan kaisar yang paling termasyhur (atau barangkali yang paling tidak populer) adalah peraturan yang dikeluarkannya tahun 213 SM yang mengharuskan bakar semua buku di Cina, kecuali buku-buku yang berkaitan dengan masalah pertanian, kedokteran, catatan sejarah mengenai negara Ch'in dan buku-buku falsafah yang ditulis oleh pengarang-pengarang penganut faham legalis. Selebihnya --tidak kecuali buku-buku doktrin Kong Hu-Cu-- mesti dimusnahkan. Dengan dikeluarkannya aturan yang kelewatan ini mungkin merupakan contoh pertama adanya sensor besar-besaran dalam sejarah. Dia bermaksud melabrak habis filosofi-filosofi lawannya, khususnya faham Kong Hu-Cu. Tetapi, Shih Huang Ti memerintahkan mengkopi buku-buku yang dilarang dan disimpan di perpustakaan di ibukota.

Politik luar negerinya tak kurang keras serta kuatnya. Dia melakukan penaklukan di bagian selatan Cina, dan daerah-daerah yang ditaklukkan dimasukkan ke dalam wilayah Cina. Juga di utara dan di barat pasukannya berhasil, namun dia tidak mampu menundukkan penduduknya secara permanen. Untuk mencegah jangan sampai mereka menyerang Cina, Shih Huang Ti menghubungkan pelbagai dinding lokal yang memang sudah ada di perbatasan Cina utara sehingga menjadi jalur tembok raksasa. Tembok besar Cina itu masih utuh terdapat hingga kini. Konstruksi proyek ini berikut pertempuran-pertempuran dengan pihak luar, membebankan penduduk dengan pajak tinggi, dan ini membuatnya tidak populer. Karena pemberontakan melawan pemerintahan tangan besinya tidak mungkin, serangkaian perbuatan dilakukan orang untuk menghabiskan nyawanya. Tetapi, tak satu pun usaha pembunuhan ini yang berhasil, dan Shih Huang Ti mati secara wajar tahun 210 SM.


Tembok Besar China
Kaisar digantikan putera keduanya bergelar Erh Shih Huang Ti. Tetapi, sang anak tidak memiliki kemampuan sang ayah, karena itu beberapa pemberontakan pun meletus. Dalam tempo empat tahun dia terbunuh. Perpustakaan kerajaan dibumihangus, dan dinasti Ch'in sepenuhnya ditumbangkan.

Namun, karya usaha Shi Huang Ti yang sudah dirampungkannya bukanlah hal yang percuma. Orang Cina memang bersenang hati pemerintahan tiraninya sudah berakhir, tetapi, ada sebagian kecil yang berhasrat kembali ke suasana anarki seperti masa lampau. Dinasti berikutnya (dinasti Han) meneruskan sistem dasar administratif yang ditegakkan oleh Ch'in Shih Huang Ti. Dan memang dalam kenyataannya, sepanjang dua puluh satu abad kekaisaran Cina melanjutkan garis-garis yang sudah diletakkan. Meskipun sistem hukum Ch'in yang keras segera dilunakkan oleh para kaisar dinasti Han, dan biarpun keseluruh filosofi legalis sudah dijauhi dan Confucianisme menjadi lagi falsafah negara, penyatuan politik dan kultural yang sudah dibangun oleh Shih Huang Ti tidaklah luntur.

Secara keseluruhan, makna penting Shih Huang Ti untuk Cina sudahlah terang benderang. Orang-orang Barat senantiasa terpukau oleh besarnya ukuran Cina, tetapi umumnya sepanjang sejarah sebenarnya tidaklah lebih besar penduduknya ketimbang Eropa. Perbedaannya adalah, Eropa senantiasa terpecah-pecah menjadi negara kecil-kecil sedangkan Cina dipersatukan menjadi sebuah negeri besar. Perbedaan ini tampak berkat faktor-faktor politik dan sosial, bukannya lantaran faktor geografi, misalnya dalam hal jarak panjang pegunungan di Cina tidaklah banyak beda dengan apa yang ada di Eropa. Karuan saja, penyatuan Cina tidaklah bisa dianggap semata-mata kerja Shih Huang Ti seorang. Banyak orang --misalnya Sui Wen Ti-- juga memainkan peranan penting, tetapi tidaklah perlu diragukan lagi Shih Huang Ti yang paling penting dari yang penting. Dialah titik sentralnya.

Berbicara tentang Shih Huang Ti tidaklah tuntas sempurna tanpa menyebut-nyebut perdana menterinya yang cerdas dan hebat, Li Ssu. Memang, begitu pentingnya pengaruh Li Ssu terhadap pengambilan keputusan kaisar sehingga sulit membedakan mana yang lebih menentukan diantara keduanya menyangkut perubahan-perubahan besar yang terjadi. Untuk terhindar dari kesulitan tilik sana tilik sini, saya menetapkan semua jasa-jasa perbuatan gabungan mereka kepada Shih Huang Ti. (Lagi pula, biarpun Li Ssu mengajukan nasehat, kata terakhir ada pada kaisar).

Shih Huang Ti, antara lain akibat perbuatan membakar buku-buku, dikutuk oleh umumnya penulis-penulis berfaham Kong Hu-Cu di belakang hari. Mereka mengutuknya sebagai tiran, kedukun-dukunan, penuh takhyul, jahanam, anak sundal dan berkemampuan kepalang tanggung. Sebaliknya, Cina Komunis umumnya memujanya selaku pemikir progresif. Penulis-penulis Barat kadangkala membandingkan Shih Huang Ti dengan Napoleon. Tetapi, tampaknya dia lebih mirip dengan Augustus Caesar, pendiri kekaisaran Romawi. Empirium yang mereka dirikan sedikit banyak punya kemiripan dalam ukuran luas daerah dan jumlah penduduk. Bedanya, empirium Romawi berdiri jauh lebih singkat dan daerah yang diperintah oleh August Caesar tidak mampu dipersatukan dalam jangka waktu lama. Tidaklah demikian pada Shih Huang Ti. Itu sebabnya Shih Huang Ti lebih punya pengaruh ketimbang Augustus Caesar.

English Version

Great Chinese Emperor Shih Huang Ti of the years 238-210 BC unify China by force of arms and laid-overhaul overhaul. The revamp is a major factor in cultural unification of China until now.
Shih Huang Ti (also known by the nickname Ch'in Shih Huang Ti) was born in 259 BC and died in 210 BC. To understand the importance of privacy, we need to know the historical background of his time. He was born in the late Chou dynasty established around 1100 BC. Centuries before his time, Chou dynasty had lost its value as a ruler, and China split into numerous feudal states.
Various feudal kings incessant fighting each other, and gradually wither away some small ruler. One of the most powerful country ever fistfight that Ch'in, in the west part of China. Ch'in kingdom leaders embraced the philosophical school of legalists who made the basis state. Kong Hu-Cu suggest that the population was ruled by example paragon of moral leadership. However, according to the school of philosophy legalist, people are not good enough orders in a way that demonstrated Kong Hu-Cu, because it is not possible ditrapkan. Better, people were being closely watched by strict rules and forced indiscriminately. Laws and rules laid down by the authorities and the authorities can change if he saw need for political future of the country.
It could be due to holding on to the idea of ​​legalists, it could be also due to the location of its geographical position, or it could be due to the ability of the leadership of Ch'in, the country became the most powerful country among the countries of the kingdom in China at the time of Cheng (Shih Huang Ti offspring in the future ) was born. Symbolically Cheng ascended the throne in 246 BC at the age of thirteen years, but in practice the government to hold a council Cheng mature enough in the year 238 BC. The new king was lifted capable generals and a fervent spirit devour feudal lands remained. Feudal country last fall in 221 BC and after that he can proclaim himself as Wang (king) throughout China. Just to give weight, in order to cut its ties with the past, he is wearing a new title and called himself Shih Huang Ti which means "first emperor."
Shih Huang Ti immediately rushed to do major changes. By determination to prevent divorce-berainya again distorted the Chinese Chou empire, he decided to wipe out the entire system of feudal rule. Territory under their control subdivided into 36 provinces for him, and in each province appointed a civilian governor directly appointed by the emperor. Shih Huang Ti decreed that the provincial governor was no longer based on the descent. As a result of this decision, there was a habit of flipping the governor of one province to another province to prevent the possibility of an ambitious local officials and develop a power base for themselves. Each province also has a military leader, appointed by the emperor and can be moved at any time whenever he pleased. In addition it also appointed three officials to maintain a balance between civilian and military governor of governors. He built a long highway linking the capital with neat provincial cities. The highway was constructed in such a way - in addition to its economic significance - is also at times be used to move troops to central areas in case a lot of behavior and try to make a tantrum that could interfere with the integrity and stability of the power center. Shih Huang Ti did not forget to announce the rules for the aristocratic-old aristocrat living Hsieng have settled in the capital with the intention that they can be easily monitored his movements.
However, Shih Huang Ti is not satisfied till there. He was not content merely to matters of political unity and military means alone, but also trying to raise its economic unity. He determines the size norms for weight and length scales something. He set the standard currency, various equipment, width and length of the vehicle and oversee construction of roads and water channels. And he also established a uniform legal system for all of China following the standard written language.
The most famous emperor actions (or perhaps the least popular) is a regulation issued in 213 BC that requires burn all the books in China, except for books related to the problems of agriculture, medicine, history of the Ch'in state and book- philosophy books written by the authors of legalist ideology adherents. The rest - not unless the doctrine books Kong Hu-Cu - must be destroyed. With the issuance of this outrageous rule may be the first example of a large-scale sensor in history. He intends to confront his opponent out philosophies, especially schools Kong Hu-Cu. However, Shih Huang Ti ordered copies of books banned and stored in the library in the capital.
Foreign policy is no less hard and strong. He did conquest in southern China, and the conquered areas incorporated into the Chinese territory. Also in the north and in the west of troops succeeded, but he was unable to subdue the population permanently. In order to avoid them attacking China, Shih Huang Ti connecting various local walls that are already on the border of northern China to become a giant wall lines. Great Wall of China that are still intact to this day. Construction of this project following the battles with outsiders, people with high tax burden, and this made him unpopular. Since the uprising against his iron hand rule is not possible, a series of acts people do to spend his life. However, none of these assassination attempts were successful, and Shih Huang Ti died naturally in 210 BC.
Great Wall of China
The Emperor's son replaced both titled Erh Shih Huang Ti. However, the child does not have the capability of his father, because it was some rebellion erupted. Within four years he was killed. Dibumihangus royal library, and fully Ch'in dynasty overthrown.
However, the work of Shi Huang Ti effort that has been completion of is not useless. The Chinese government is having liver tyranny is over, however, there are few who desire to return to the atmosphere of anarchy as the past. Next dynasty (Han dynasty) to continue the basic administrative system established by Ch'in Shih Huang Ti. And indeed, in fact, throughout the twenty-first century imperial China to continue the lines that have been laid. Despite the harsh legal system Ch'in immediately softened by the emperors of the Han dynasty, and even throughout the legalist philosophy was shunned and Confucianism became another state philosophy, political and cultural unification that has been built by Shih Huang Ti is not faded.
Overall, the significance of Shih Huang Ti to China never mind ablaze. Western people always mesmerized by the size of the Chinese, but it is generally true throughout the history of no greater population than Europe. The difference is, Europe continues to be fragmented into small states, while China is united into a large country. This difference appears due to political factors and social, rather than because of geography, for example, in the case of long distance mountain in China is not much different from what it was in Europe. Erratic course, the unification of China can not be considered solely a work Shih Huang Ti. Many people - such as Sui Wen Ti - also plays an important role, but it is not a doubt Shih Huang Ti of the most important of which is important. He is the central point.
Speaking of Shih Huang Ti is not completely perfect without mentioning the prime minister a smart and powerful, Li Ssu. Indeed, so important influences on decision making Li Ssu emperor that it is difficult to tell which is more decisive between them regarding the major changes that occurred. To avoid trouble there look look here, I set all services to their combined actions Shih Huang Ti. (After all, even though Li Ssu make recommendations, the last word for emperor).
Shih Huang Ti, among others inflicted burn books, condemned by most writers berfaham Kong Hu-Cu later on. They condemn it as a tyrant, kedukun-dukunan, superstitious, blasted, bitch boy and capable absurdly responsibility. In contrast, China's Communist generally worshiped as a progressive thinker. Western writers sometimes compare Shih Huang Ti with Napoleon. However, he seems more like Augustus Caesar, the founder of the Roman empire. Empire they established more or less have a similarity in the size of area and population. The difference is, the Roman empire stands much shorter and the area was ruled by Caesar August incapable united in a long time. It is not so in Shih Huang Ti. That's why Shih Huang Ti had more influence than Caesar Augustus.

Tidak ada komentar:
Write komentar