Sabtu, 08 September 2012

MANI

Posted by   on

"Nabi" Mani dari abad ke-3 M adalah pendiri Manichaeisme, semacam "agama" yang kendati sudah melenyap kini, pada jamannya punya banyak sekali pengikut. Berasal dari Timur Tengah, Manichaeisme menyebar luas. Ke barat sampai menyentuh pantai Samudera Atlantik, ke timur hingga menyentuh pantai Samudera Pasifik. Agama itu dapat bertahan hingga ribuan tahun.

Agama yang didirikan Mani merupakan campuran menarik dari pelbagai macam agama yang sudah ada sebelumnya. Mani mengakui Zoroaster, Buddha, dan Isa selaku nabi sejati. Tapi, dia mengaku dapat "wahyu" yang lebih belakangan dan lebih komplit dari semua mereka yang disebut duluan.

Kendati unsur Buddha dan Kristen ada terasa dalam agama Mani, doktrin yang paling mengesankan (paling sedikit buat orang Barat) berasal dari Zoroaster yang dualistis. Mani mengajarkan bahwa dunia tidaklah diperintah zat kekuasaan tunggal, melainkan bagian dari pertarungan terus-menerus antara dua kekuatan. Salah satu daripadanya adalah pokokpokok kejahatan yang oleh Mani diidentifisir dengan kegelapan dan benda; satunya lagi adalah pokok-pokok kebaikan yang diidentifisir dengan sinar terang dan jiwa. Secara dangkal kedengarannya seperti pendapat Kristen tentang Tuhan dan Iblis; tapi, dalam faham Manichaeisme kejahatan dan kebaikan dianggap pada dasarnya punya kekuatan berimbang. Konsekuensi kepercayaan ini adalah adanya paradoks filosofis terhadap eksistensi kejahatan, yang membikin bingung filosof Kristen dan Yahudi, tapi tak ada masalah sama sekali dalam ajaran filosofi Manichaeisme.

Keruan saja tak ada tempat di sini menguraikan secara terperinci faham keagamaan Manichaeisrne. Tapi, haruslah disebut bahwa sebagai konsekuensi dari identifikasi mereka bahwa jiwa manusia itu pokok kebaikan dan tubuh manusia itu pokok kejahatan, penganut Manichaeisme percaya bahwa semua hubungan seksuil --meskipun untuk tujuan membikin keturunan-- harus dijauhi. Juga ada larangan-larangan makan daging dan minum anggur.

Sepintas kilas, tampaknya mustahil doktrin macam begituan bisa punya pengikut banyak. Tapi, larangan-larangan itu tidaklah berlaku buat anggota penganut biasa dari gereja Manichaeis, melainkan cuma berlaku buat sekelompok kecil orang yang disebut "Orang-orang pilihan." Anggota biasa yang disebut "pendengar" diijinkan punya istri atau piaraan, boleh beranak-pinak, boleh ganyang daging, boleh minum anggur dan seterusnya. Ada pelbagai upacara ibadah keagamaan yang mengikat anggota. Ada pembagi upacara ibadah keagamaan yang mengikat anggota "pendengar" untuk mengikutinya dan mereka diwajibkan mendukung golongan "orang-orang pilihan," tapi kode moral yang dipikulkan ke pundak mereka tidaklah keliwat memberatkan. (Tentu saja banyak pula agama lain yang melarang perkawinan bagi para pendetanya tapi tidak pemeluk-pemeluk kebanyakan). Roh para "orang-orang pilihan" langsung masuk sorga begitu mereka mati; sedangkan jalan ke sorga buat para "pendengar" agak berbelit-belit. Tapi, beberapa sekte Manichaeis, seperti yang namanya sekte Cathari, percaya bahwa "pendengar" dapat masuk sorga seperti halnya "orang-orang pilihan" dan sebagai tambahannya mereka peroleh semacam keringanan selama masih hidup.

Mani dilahirkan tahun 216 di Mesopotamia yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Persia di bawah kekuasaan dinasti Arsacid atau Parthian. Mani sendiri berketurunan Persia dan punya hubungan dengan penguasa Arsacid. Kebanyakan orang-orang Persia memeluk kepercayaan semacam Zoroasterianisme tapi Mani dibesarkan dari keluarga pemeluk sebuah sekte agama yang mendapat pengaruh kuat dari doktrin Kristen. Dia sudah punya pandangan keagamaan tatkala usianya baru dua belas tahun dan mulai mengkhotbahkan agama barunya di saat umurnya dua puluh empat tahun. Mulanya tidak begitu sukses di kampung halamannya. Tapi begitu dia melakukan perjalanan ke bagian timur laut di India dan dapat menarik penguasa setempat jadi pengikutnya, tampaklah kemajuan-kemajuannya.

Tahun 242 dia kembali ke Persia dan saat itu sudah punya hadirin yang mendengarkan khotbahnya termasuk Raja Shapur juga jadi pemeluk, dia sangat terkesan dengan ucapan-ucapan Mani dan mengijinkannya menyebarkan agama barunya di seantero Kekaisaran Persia. (Kekaisaran yang disebut belakangan ini kadang-kadang dijuluki Kekaisaran Sassanid sesudah sebuah kekaisaran baru didirikan sekitar 226). Sesudah kira-kira tiga puluh tahun kemudian, di bawah Raja Shapur I dan Hormizd I, Mani mengajarkan agamanya tanpa ada rintangan dan mendapat pengikut dalam jumlah besar. Dalam jangka masa itu, utusan-utusan juga dikirim ke negeri-negeri lain. Tapi, keberhasilan Mani menimbulkan penentangan dari kalangan pendeta agama Zoroaster yang menjadi agama resmi negara Persia di masa kekuasaan dinasti Sassanid. Sekitar tahun 276, sesudah naik tahtanya raja baru yang bernama Bahram l, Mani ditahan dan dijebloskan ke penjara. Dan sesudah mengalami siksaan selama dua puluh enam hari, Mani meninggal dunia.

Selama hidupnya Mani menulis beberapa buku: satu dalam bahasa Persia, satu dalam bahasa Suriah (sebuah bahasa Semit yang berkaitan erat dengan bahasa Aramais di saat hidupnya Isa). Buku-buku ini merupakan buku resmi agama Mani. Sesudah agama ini musnah, buku-buku itu pun lenyap. Beberapa di antaranya baru diketemukan di abad ke-20

Dari permulaan, Manichaeisme merupakan agama yang bersemangat menarik para pengikut. Di masa Mani masih hidup, agamanya punya banyak pemeluk mulai dari India hingga Eropa. Sesudah Mani meninggal dunia, agama itu masih berlanjut penyebarannya, meluas ke barat sampai menyentuh Spanyol dan ke timur sampai menyentuh Cina di bagian barat. Puncak kejayaannya berada di abad ke-4, yang saat itu bersaing sengit dengan Agama Kristen. (St. Augustine merupakan seorang pemeluk Manichaeisme selama sembilan tahun). Tapi sesudah Kristen menjadi agama resmi negara Romawi, Manichaeisme dihajar habis-habisan dan disekitar tahun 600 agama itu hampir seluruhnya lenyap di benua Eropa.

Tapi, di Mesopotamia dan Iran dia masih punya kaki. Dari situlah Manichaeisme menyebar ke Asia Tengah, Turkestan dan sebelah barat Cina. Di penghujung abad ke-8 agama itu jadi agama resmi Uighurs yang membawahi sejumlah daerah belahan barat Cina dan Mongolia. Juga menyebar hampir ke seantero Cina hingga ke pantai timur dan dari situ melompat ke Taiwan. Tapi, kemajuan Islam di abad ke-7 akhirnya menyapu habis Manichaesime. Mulai abad ke-8 Khalifah Abbasiyah di Bagdad dengan tegas membabat Manichaeisme dan dalam tempo singkat habislah ia di Mesopotamia dan Iran. Terhitung sejak abad ke-9, agama itu pun merosot dengan derasnya di Asia Tengah serta penyerbuan orang Mongol di abad 13 praktis merupakan pukulan yang mematikan. Tapi, Marco Polo secara kebetulan masih menjumpai masyarakat pemeluk Manichaeisme di bagian timur Cina tahun 1300.

Sementara itu, pelbagai sekte yang berasal mula dari Manichaeisme muncul di Eropa. Sekte Paulician muncul di daerah Kekaisaran Byzantium mulai abad ke-7. Sekte Bogomil, sekte terkuat di Balkan, menyebar di sekitar abad ke-10. Tapi yang paling menonjol di Eropa adalah Cathari (lebih terkenal dengan sebutan Albigensian, berasal dari nama kota Albi di Perancis yang merupakan basis kekuatannya). Di abad ke-12, sekte Chatari ini memperoleh banyak penganut di Bropa, khusus di bagian selatan Perancis. Sekte Albigensian, meski doktrinnya lebih mendekati Manichaeisme, mengganggap diri mereka orang Kristen; pejabat gereja ortodoks menganggap mereka orang-orang murtad. Akhirnya Paus Innocent III Paus yang paling toleran dan kuat di antara Paus-Paus abad tengah menyerukan "perang suci" untuk mengganyang mereka. "Perang suci" itu bermula tahun 1209; menjelang tahun 1244, sesudah menimbulkan banyak korban dan kehancuran yang luas di bagian selatan Perancis, sekte Albigensian sepenuhnya dihancurkan. Tapi, sekte Catharisme tidak dihapuskan hingga abad ke- I 5 .

Tiap agama punya pengaruh besar terhadap para pemeluknya. Atas dasar alasan ini, pendiri agama walau sekecil apa pun tidak bisa tidak merupakan orang yang punya pengaruh. (Malangnya, tapi tidak bisa dianggap enteng, ajaran-ajaran Mani senantiasa digasak oleh pelbagai agama besar).

Peranan pribadi Mani dalam hal mendirikan agama baru memang luar biasa. Dia dirikan itu, dia merancang teologinya dan menyusun kode-kode moralnya. Memang benar, banyak dari ide-idenya berasal dari para pemikir terdahulu, tapi Manilah yang menghimpun pelbagai aliran pikiran ini menjadi sistem baru yang jelas. Dia juga membuat perubahan-perubahan pada Manichaeisme dalam khotbah-khotbahnya, menyusun organisasi keagamaan dan menulis kitab-kitab suci. Jarang terjadi seorang pendiri agama punya penganut gerakan massa yang begitu hebat. Jelaslah, agama yang didirikannya tak mungkin ada di dunia tanpa kehadirannya, dan dalam kaitan ini Mani, seperti pemuka-pemuka agama lainnya, punya arti jauh lebih penting ketimbang para penemu bidang ilmiah.

Karena itu, Mani sudah sepantasnya peroleh tempat di buku ini: soalnya, di mana? Jelas, dia harus ditempatkan jauh di bawah para pendiri agama-agama besar (Nasrani, Islam, Buddha), yang pengikutnya bermilyar banyaknya sepanjang jaman. Di lain pihak, kendati Zoroasterisme dan Jainisme masih ada hingga sekarang sedangkan Manichaeisme sudah punah, tampaknya Manichaeisme pada puncak kejayaannya jauh punya pengikut lebih banyak dibanding kedua agama itu dan punya pengaruh lebih besar bagi dunia secara umum.

Oleh sebab itulah Mani ditempatkan lebih tinggi dalam daftar urutan buku ini ketimbang baik Zoroaster ataupun Mahavira.

English Version

"The Prophet" Mani from the 3rd century AD is the founder of Manichaeism, a kind of "religion" that despite the withering away now, in his time had a lot of followers. Originally from the Middle East, Manichaeism spread widely. Go west until it hits the coast of the Atlantic Ocean, to the east to reach the coast of the Pacific Ocean. Religion has survived thousands of years.
The religion founded Mani is an interesting mix of various kinds of pre-existing religions. Mani admitted Zoroaster, Buddha, and Jesus as a true prophet. But, he admitted to "revelations" are more recent and more complete than all those so-called first.
Although there are elements of Buddhism and Christianity was the religion of Mani, the doctrine of the most memorable (at least for Westerners) comes from the Zoroastrian dualistic. Mani taught that the world is not governed substances sole power, but part of the constant battle between the two forces. One of it is by Mani pokokpokok crimes be identified with darkness and objects; other is the good points be identified with bright lights and soul. Superficially it sounds like the Christian idea of ​​God and the devil, but, in the schools of good and evil Manichaeism considered essentially have the power balance. The consequence of this belief is a philosophical paradox of the existence of evil, which makes confused Christian and Jewish philosophers, but no problem at all in the teaching philosophy of Manichaeism.
Just awful no place here expounding Manichaeisrne religious ideology. However, it should be mentioned that as a consequence of their identification that basic goodness of the human soul and the human body's principal crime, Manichaeism adherents believe that all sexual relationships - even for the purpose of make descent - should be shunned. There are also restrictions on eating meat and drinking wine.
At first glance flash, it seems impossible doctrine of sorts such things can have a lot of followers. However, the restrictions were not applicable for ordinary members of the church Manichaeis adherents, but only true for a small group of people called "People have a choice." Regular members are called "listeners" are allowed to have a wife or pets, may reproduce, may crush the flesh, should not drink wine, and so on. There are various ceremonies that bind members of religious worship. There is a divider religious worship ceremonies that bind members of the "audience" to follow and they are required to support the group "chosen people," but the moral code into their shoulders dipikulkan not exceedingly burdensome. (Of course there are many other religions that prohibit marriage for priests but not adherent-adherent mostly). Spirit of the "chosen people" straight to heaven when they die, while the road to heaven for the "listener" is somewhat convoluted. However, some sects Manichaeis, as the name Cathari sect, believes that the "listener" to enter heaven as "the chosen people" and in addition they gain a kind of relief for surviving.
Mani was born in 216 in Mesopotamia who was then part of the Persian Empire under Arsacid or Parthian dynasty. Mani himself Persian descent and have a relationship with the Arsacid rulers. Most Persians embraced such beliefs Zoroasterianisme but Mani raised a family of followers of religious cult that gets the strong influence of Christian doctrine. She already had religious views when he was only twelve years old and started preaching his new religion at the age of twenty-four years. At first not so successful in his hometown. But once he traveled to the northeast part of India and local authorities be able to attract followers, behold, progress-progress.
242 years he returned to Persia, and when it already had an audience listening to him, including King Shapur also become adherent, he was very impressed with sayings Mani and allow his new religion spread throughout the Persian Empire. (Empire of the latter is sometimes called the Sassanid Empire after a new empire was founded around 226). After about thirty years later, under King Shapur I and Hormizd I, Mani teach religion without any hindrance and got followers in large numbers. In the long term, the envoys were also sent to other countries. However, the success of Mani raises opposition among the clergy of the Zoroastrian religion became the official state religion in the Persian Sassanid dynasty. Around the year 276, after riding his throne a new king named Bahram I, Mani was arrested and thrown into prison. And after experiencing torture for twenty-six days, Mani died.
During his lifetime Mani wrote several books: one in Persian, one in Syriac (a Semitic language closely related to the current Aramais in her life Isa). These books are books Mani official religion. After religion disappeared, the books disappeared. Some of these newly discovered in the 20th century
From the beginning, Manichaeism is a religion that attracts enthusiastic followers. In the Mani still alive, religion has many followers from India to Europe. After Mani's death, the religion continued its spread, extends west to reach Spain and to the east until it hits China in the west. Its peak in the 4th century, who was competing fiercely with Christianity. (St. Augustine was an adherent of Manichaeism for nine years). But after Christianity became the official religion of the Roman state, Manichaeism beaten soundly around the year 600 and was almost completely lost faith in continental Europe.
But, in Mesopotamia and Iran he still had legs. From there Manichaeism spread to Central Asia, Turkestan and western China. At the end of the 8th century religion become the official religion of the Uighurs, who oversees some western regions of China and Mongolia. Also spread almost all over China to the east coast and from there jump to Taiwan. However, the progress of Islam in the 7th century Manichaesime eventually wiped out. Starting the 8th century Abbasid Caliph in Baghdad firmly thrashed Manichaeism and finished in a short time he was in Mesopotamia and Iran. Starting from the 9th century, the religion that was declined with the surge in Central Asia as well as the invasion of the Mongols in the 13th century practically a deadly blow. But Marco Polo by chance still find adherents of Manichaeism in the eastern part of China in 1300.
Meanwhile, the various sects which originated from Manichaeism appeared in Europe. Paulicians sect emerged in the Byzantine Empire from the 7th century. Bogomil sect, cult strongest in the Balkans, spreading around the 10th century. But the most prominent in Europe is Cathari (better known as the Albigensian, derived from the name of the city of Albi in France which is the power base). In the 12th century, this Chatari sect gained many adherents in Bropa, specially in the south of France. Albigensian sect, although their doctrine is closer to Manichaeism, considers themselves Christians; orthodox church officials considered them heretics. Finally, Pope Innocent III Pope of the most tolerant and strong among the middle of the century pope Pope calls for "holy war" to devour them. "Holy war" that began in 1209; towards the year 1244, after causing many casualties and widespread destruction in the south of France, the Albigensian sect completely destroyed. But, sect Catharism was not abolished until the seventeenth century 5.
Each religion has a major influence on its adherents. For this reason, the founders of religion even the slightest can not help a person who has influence. (Unfortunately, but not to be taken lightly, the teachings of Mani always digasak by various major religions).
Mani personal role in establishing a new religion was remarkable. He founded it, he designed his theology and develop moral codes. True, many of his ideas came from earlier thinkers, but Manilah bringing together the various schools of thought became clear the new system. He also made changes to Manichaeism in his sermons, religious organizations compile and write scriptures. Rarely, a founder of religion has adherents of a mass movement that was so great. Clearly, the religious establishment in the world could not exist without him, and in this regard Mani, like other religious leaders, have meaning far more important than the inventors of scientific fields.
Therefore, Mani rightly earn a place in this book: because, where? Obviously, he should be placed far below the founders of the great religions (Christianity, Islam, Buddhism), which many billions of followers throughout the ages. On the other hand, despite Zoroasterisme and Jainism still exists today while Manichaeism extinct Manichaeism seem much at its peak had more than the followers of the two religions and had a greater influence to the world in general.
That is why Mani is placed higher on this list than either Zoroastrian or Mahavira.


Tidak ada komentar:
Write komentar