Dahlan Iskan Presiden Freemason Berikutnya
Oleh D Wahyu Nugroho di Kumpulan Misteri Dunia · Sunting Dokumen
Koran Jawa Pos pada Selasa, 29 Mei 2012, memuat iklan 1 halaman dari Kementerian BUMN dengan menampilkan 6 BUMN yang terpilih selaku perusahaan paling menguntungkan versi majalah Forbes 2012. Bagi masyarakat awam, iklan ini sekilas hanya menunjukkan keberhasilan yang membanggakan dari 6 BUMN yang dianggap berprestasi. Namun bagi kalangan yang memahami makna simbolik dalam setiap pesan sosial yang disajikan secara visual maka iklan ini jelas mengandung ketidaklaziman. Bila ditarik garis penghubung antara berbagai unsur gambar dan huruf yang terdapat dalam iklan ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa formasinya menunjukkan pola kesatuan simbol yang bersifat Masonik, yakni segitiga bermata satu di atas patahan piramida. Ini bukan sembarang simbol yang dianggap tidak bermakna namun sudah menjadi lambang ancaman dalam riwayat peradaban manusia selaku simbol pemujaan atas sosok Dajjal dan sistem kemungkaran yang dinaunginya.
Ada dua analisa atas termuatnya simbol tersebut dalam iklan ini. Pertama yang dilandasi “Kebetulan” dan ke dua yang dilandasi “Kesengajaan” pada proses perancangan iklan. Dalam analisa pertama, pihak periklanan bisa jadi mengingkari unsur kesengajaan dan menyatakan ini sebagai kebetulan semata. Terhadap dalih macam itu dapat dipertanyakan profesionalitas perancangan iklan, karena ini berarti mereka tidak punya wawasan mendalam atas konsep visual yang diterapkan. Alangkah tidak wajar bila jasa periklanan yang menangani klien sekelas Kementerian BUMN tidak dikelola tenaga ahli di bidang komunikasi visual yang seharusnya memahami makna simbolik yang berkembang secara sensitif di masyarakat. Dalam analisa ke dua, patut diduga bahwa pihak periklanan sesungguhnya memahami makna simbol itu di masyarakat namun justru mereka gunakan kontroversinya untuk memanfaatkan momentum. Indikasi ini justru menunjukkan adanya upaya pelecehan terhadap keyakinan umat beragama atas ancaman kemungkaran yang terkandung dalam simbol tersebut. Terlebih lagi ketika hal ini diterapkan pada iklan Kementerian BUMN yang menyangkut hajat hidup bangsa dan negara Indonesia.
Sesungguhnya yang paling bertanggungjawab pada kasus ini adalah Menteri BUMN, Dahlan Iskan, yang tentunya turut memprakarsai dan menyetujui iklan tersebut. Bagi yang mengetahui sepak terjangnya sejak lama, Dahlan Iskan memang dikenal selaku figur yang berperan besar dalam mendorong perkembangan paham Sepilis (Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme) di Indonesia melalui jaringan medianya sendiri, Jawa Pos Group. Keyakinannya yang terpengaruh Nurcholish Madjid, pemikirannya yang selaras Gunawan Muhammad (Tempo), keterlibatannya di Lions Club, dan dukungannya pada kesesatan JIL (Jaringan Iblis Liberal) cukup membuktikan betapa sosok Dahlan Iskan sangat tidak layak berada dalam lingkaran kekuasaan atas Indonesia yang mayoritas Muslim. Posisinya di jajaran Pemerintahan sekarang justru dia manfaatkan untuk memupuk pencitraan bagi dirinya selaku Menteri yang “merakyat” yang bisa jadi modal menuju RI 1 pada Pemilu 2014.
Pola pencitraan ini hampir serupa dengan Jokowi yang kini tengah diasong kaum Sepilis untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Karena gencarnya propaganda media yang mendukung kepentingan kaum Sepilis maka banyak masyarakat awam yang masih terpedaya dan menjadi korban dari pencitraan tersebut.
Inilah saatnya umat Islam bergerak untuk menyadarkan saudara sesama Muslim agar tidak terpikat lagi oleh pencitraan “merakyat” dari tokoh semacam Dahlan Iskan. Memang pengaruh media massa mainstream kini sangat kuat sehingga umat pun harus lebih kuat dalam melawan pengaruhnya. Jangan sampai seorang Muslim justru membela penokohannya pada Dahlan Iskan dengan gigih padahal dia mengetahui sosok tersebut sangat mendukung JIL yang merupakan barisan penghujat Nabi Muhammad SAW. Syarat utama bagi calon pemimpin Indonesia berikutnya adalah keteguhan aqidah, dan siapapun yang tidak memenuhi kriteria tersebut wajib ditolak pencalonannya oleh umat Islam di negeri ini.
Next Masonic President
Banyak tokoh yang muncul ke permukaan dengan pencitraan yang aduhai. Salah satunya ialah Dahlan Iskan, Mentri Badan Umum Milik Negara (BUMN). Begitu menjabat, banyak gebrakan di lakukan sehingga menuai pujian dari berbagai kalangan. Namanya melambung. Belakangan Dahlan sudah mulai digadang-gadang sebagai calon Presiden Indonesia. Tapi tahukah anda, Dahlan Iskan tercatat sebagai anggota dari Lions Club Indonesia. Ia tercatat sebagai anggota organisasi yang berafiliasi ke Yahudi itu dengan nomor 83335. Ia menjadi anggota dari District 307B Indonesia-Surabaya Surya. Ia sempat menjadi ‘President’ District tersebut. Kini ia menjabat sebagai salah satu direktor.
Pantas kemudian pandangan-pandangannya sangat neoliberal. Di tengah jabatannya yang sekarang, ia pun tetap melanjutkan rencana privatisasi BUMN. Satu per satu BUMN yang ‘sehat’ masuk dalam rencana penjualan. Pembelinya tidak lain adalah kapitalis asing. Sebelumnya, di media yang di pimpinnya yakni Jawa Pos Grup, Dahlan memberi tempat yang eksklusif bagi kelompok Liberal, Ulil dan kawan-kawan. Mereka mengisi rubrik ‘Kajian Utan Kayu, yang pesan-pesannya kental akan nuansa pluralisme dan deislamisasi. Lions Club sendiri adalah sebuah klub yang di yakini oleh para ahli menginduk kepada Freman sonry-tangan dari Zionisme Internasional. Tidak semua orang bisa menjadi anggotanya. Hanya orang yang di anggap berhasil/sukses dan berpengaruh yang bisa masuk ke dalamnya. Lions club secara lahiriah menyerukan ide “Ikatan Kemanusiaan” dan menghilangkan diskriminasi antara umat manusia. Namun hakikat yang sebenarnya adalah organosasi ini merupakan mantel selubung Zionisme.
Setali tiga uang dengan Lions Club, ada juga Rotary Club. Organisasi yang induknya juga sama dengan Lions Club ini menancapkan kukunya di seluruh dunia termasuk Indonesia. Organisasi ini juga merekrut orang-orang berpengaruh di suatu wilayah menjadi anggotanya. Salah satu yang terjerat adalah istri Walikota Solo, Kamis (23/2), Rotary Club (RC) Solo Kartini melantik Iriana Joko Widodo sebagai anggota kehormatan mereka, bersamaan dengan ulang tahun ke-107 Rotary Internasional. Iriana mengaku senang di jadikan anggota ke hormatan karena tertarik dengan kegiatan Rotary Club yang banyak bergelut di bidang kemanusiaan.
Sejak Lama
Sepak terjang kaki tangan Zionis di Indonesia sebenarnya telah berlangsung lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Mereka merekrut orang lokal untuk mempropagandakan slogan mereka yakni HAM, demokrasi, Sikap moderat, dan toleransi. Apalagi Belanda terkenal sebagai tempat pertemuan Zionis Internasional sejak dulu kala. Dr Th. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam bukunya: ‘Tarekat Mason Bebas dan Masy`rakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962’ menyebut gerakan-gerakan kesukuan dan berbasiskan sekularisme,pluralisme dan liberalisme dan anti islam di gerakkan oleh tokoh-tokoh anggota jaringan Zionis internasional.
Dalam buku yang peredarannya terbatas itu di sebutkan bahwa beberapa tokoh yang kini di sebut sebagai pahlawan adalah kaki tangan Zionis, sebut saja Boedi Oetomo, yang tokoh kuncinya adalah anggota jaringan Zionis Internasional, seperti Pangeran Ario Notodirejo yang merupakan anggota Loge Mataram dan ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. Nama lain yang di sebut dalam buku itu antara lain Raden Adipati Tirto Koesoemo, Bupati Karang Anyar dan menjadi anggota Lodge Mataram sejak tahun 1895. Lodge adalah pusat aktifitas para anggota freemason. Juga ada nama Mas Boediarjo, Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha, dan salah satu tokoh kemerdekaan Dr Radjiman Wedyodiningrat (Ketua Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia). RM Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, Bupati Semarang termasuk juga di dalamnya. Ia menulis buku berjudul: “Wat Ik als Javaan voor geest an ge moed in de vrijmetselarij heb gevonden” yang berisi tentang pengalaman hidupnya sebagai seorang jawa yang menemukan jiwa dalam organisasi Freemason.
Ada pula nama Sultan hamengkubuwono VIII, RM AAA Tjokro Adiekoesoemo,RAS Soemiro Kolopaking Poerbonegoro Paku Alam VIII, dan juga Raden Said Soekanto. Nama terakhir ini adalah kepala kepolisian RI pertama yang menjabat pada tahun 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959. Di tahun 1952, saat masih menjabat sebagai Kapolri, Jendral (pol) Soekanto juga aktif menjabat sebagai Suhu Agung (Grandmaster) dari Timur Agung Indonesia atu Federasi Nasional Mason Indonesia. Ia memimpin Loji Indonesia Purwo Daksina. Ia juga menjabat sebagai ketua Yayasan Raden Saleh, yang merupakan penerusan Dari Carpentier Althing Stiching. Keberadaan jaringan Zionis Internasional ini pernah di bubarkan dan di larang oleh Presiden Soekarno melalui Lembaran Negara dengan Nomor 18/1961, bulan Februari 1961, yang di kuatkan melalui Keppres no.264 tahun 1962. Yang di bubarkan adalah beberapa organisasi yang merupakan jaringan Zionis Internasional Seperti Rosikrusian, Morl Re-armament, Lion Club, Rotary dan Bahaisme dan seluruh Lodge (loji) mereka di sita.
Di era Soeharto, kendati hubungan Diplomatik tidak ada, beberapa tokoh Militer dan Intellijen berhubungan dengan Israel. Mereka mendapatkan ilmu dari Negara Zionis tersebut. Ketika Abdurrahman Wahid berkuasa, semua putus dengan Israel itu dihidupkan kembali. Gusdur mencabut Keppres yang di keluarkan oleh Soekarno itu melalui keppres No.69 Tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000. Walhasil, gerakan kaum Zionis ini kian leluasa di Indonesia. Apalagi memasuki era Reformasi. Semua kran dibuka dan tidak ada filter sama sekali terhadap racun yang ingin di sebarkan masuk ke Indonesia. Hubungan kerja sama dagang dengan orang-orang Zionis sudah kasat mata. Misalnya: bagaiman Grup Bakri yang menggandeng perusahaan Rothschild-Yahudi Amerika.
Di Indonesia, para pengemban ide-ide Zionis ini tak lagi berbaju organisasi Zionis tetapi berbaju liberal dan organisasi-organisasi sosial. Jargon yang di suarakan juga sama yakni kebebasan, persamaan, toleransi, demokrasi, HAM, Pluralisme, dan sejenisnya. Tujuan jangka panjangnya adalah mengakui keberadaanya kaum Zionis sebagai satu entitas politik yang harus di akui. Itulah Israel Raya.
sumber: Globalmuslimweb
English Version
Dahlan Iskan Freemasons Next President
By D on the set of The Mystery of Revelation Nugroho World · Edit Documents
Did you know, Dahlan Iskan recorded as a member of the Lions Club of Indonesia. He was listed as a member of an organization affiliated with the numbers 83 335 Jews. He was a member of the Indonesia-Surabaya District 307B Surya. He had become the 'President' District is. Now he serves as one of the directors.
Lions Club itself is a club that believed by experts to have its main office Freman-hand sonry of International Zionism. Not everyone can become members. Only people who are considered successful / successful and influential who can get into it. Lions club outwardly calling the idea "Humanitarian Association" and eliminate discrimination between human beings. However, the nature of which is actually a coat sheath organosasi Zionism.
For those who know football terjangnya long time, Dahlan Iskan is known as a figure who played a major role in encouraging the development of understanding Sepilis (Secularism-pluralism-liberalism) in Indonesia through its own media network, Jawa Pos Group. His beliefs are affected Nurcholish Madjid, his thoughts were aligned Gunawan Muhammad (Tempo), his involvement in the Lions Club, and support for apostasy JIL (Liberal Satan Network) enough to prove how the figure Dahlan Iskan is not worthy of being in the ruling circles over Muslim-majority Indonesia. His position in the ranks of the Government are now even he used to cultivate an image for himself as Secretary of the "populist" who could be a capital towards RI 1 in the 2014 election.
Imaging pattern was almost similar to that currently Jokowi diasong the Sepilis to become Governor of DKI Jakarta. Due to the incessant media propaganda that supports the interests of the Sepilis so many ordinary people who are deceived and became a victim of such imagery. It is time to awaken the Muslims to move their fellow Muslims being captivated again by imaging "grassroots" sort of figure Dahlan Iskan.
Jawa Pos newspaper on Tuesday, May 29, 2012, it appeared one page of the Ministry of SOEs by featuring six state-owned enterprises were selected as the most profitable company in 2012 according to Forbes magazine. For the layman, this ad shows only fleeting success that boasts of six SOEs are considered outstanding. But for those who understand the symbolic meaning in any social message presented visually obvious that this ad contains irregularities. If the connecting lines drawn between the various elements of the image and letters contained in this ad, we can see clearly that the line-up shows a pattern that is the Masonic symbol of unity, namely triangular one-eyed pyramid on top of the fault. This is not just any symbol that is not considered meaningful but has become a symbol of the threat in the history of human civilization as a symbol of the worship of the figure of the Antichrist and the dinaunginya munkar system.
There are two termuatnya analysis of these symbols in this ad. The first is based on "Coincidence" and the two are based on "Deliberate" in the process of designing an ad. In the first analysis, the advertising may deny the element of intent and declare this as a mere coincidence. Against such questionable pretext professional advertising design, because it means they do not have a deep insight into the visual concept is applied. It would be unnatural if advertising service that handles client SOE Ministry unmanaged class experts in the field of visual communication should be developed to understand the symbolic meanings are sensitive in the community. In the second analysis, considered that the advertising actually understand the meaning of the symbol in the community but instead they are using the controversy to take advantage of the momentum. This indication is actually indicate a harassment effort against the threat of religious belief kemungkaran contained within the symbol. Moreover, when it is applied to the minister concerning advertising livelihood of the nation and state of Indonesia.
Indeed, the most responsible in this case is the Minister of SOEs, Dahlan Iskan, which certainly helped to initiate and approve the ad. For those who know football terjangnya long time, Dahlan Iskan is known as a figure who played a major role in encouraging the development of understanding Sepilis (Secularism-pluralism-liberalism) in Indonesia through its own media network, Jawa Pos Group. His beliefs are affected Nurcholish Madjid, his thoughts were aligned Gunawan Muhammad (Tempo), his involvement in the Lions Club, and support for apostasy JIL (Liberal Satan Network) enough to prove how the figure Dahlan Iskan is not worthy of being in the ruling circles over Muslim-majority Indonesia. His position in the ranks of the Government are now even he used to cultivate an image for himself as Secretary of the "populist" who could be a capital towards RI 1 in the 2014 election.
Imaging pattern was almost similar to that currently Jokowi diasong the Sepilis to become Governor of DKI Jakarta. Due to the incessant media propaganda that supports the interests of the Sepilis so many ordinary people who are deceived and became a victim of such imagery.
It is time to awaken the Muslims to move their fellow Muslims being captivated again by imaging "grassroots" sort of figure Dahlan Iskan. Indeed, the influence of the mainstream media is now so strong that people must be more robust in resisting its influence. Do not let a Muslim to defend it with Dahlan Iskan penokohannya the persistent and he knows these figures strongly support the JIL which is a blasphemer row Prophet Muhammad. The main requirement for candidates for the next leader of Indonesia is firmness of faith, and those who do not meet these criteria shall be rejected his nomination by the Muslims in this country.
Masonic Next President
Many figures that come to the surface with fantastic imagery. One is Dahlan Iskan, Minister of State-Owned Public Entity (SOE). Once in office, a lot of buzz in doing so reap praise from many quarters. His name is soaring. Later Dahlan had started staying digadang as a candidate for President of Indonesia. But you know, Dahlan Iskan recorded as a member of the Lions Club of Indonesia. He was listed as a member of an organization affiliated with the numbers 83 335 Jews. He was a member of the Indonesia-Surabaya District 307B Surya. He had become the 'President' District is. Now he serves as one of the directors.
No wonder then his views are very liberal. In the midst of the current position, he continued privatization plan. One by one state that 'healthy' in the sales plan. The buyer is none other foreign capitalists. Previously, in the media at the Jawa Pos Group pimpinnya, Dahlan gave an exclusive for the Liberals, Ulil and his friends. They fill the rubric 'Study Utan Kayu, whose messages will feel thick and deislamisasi pluralism. Lions Club itself is a club that believed by experts to have its main office Freman-hand sonry of International Zionism. Not everyone can become members. Only people who are considered successful / successful and influential who can get into it. Lions club outwardly calling the idea "Humanitarian Association" and eliminate discrimination between human beings. However, the nature of which is actually a coat sheath organosasi Zionism.
Three-quarter money to the Lions Club, Rotary Club there too. Whose parent organization is the same with the Lions Club is stuck nails in the world, including Indonesia. The organization also recruited influential people in the region are members. The one that stuck was the wife of the Mayor of Solo, Thursday (23/2), Rotary Club (RC) Solo Kartini Iriana Joko Widodo inaugurated as a member of their honor, in conjunction with the 107th anniversary of Rotary International. Iriana said he was happy to be made in honor members attracted by the many activities of Rotary Club wrestling in the humanitarian field.
Since Lama
Lunge Zionist stooge in Indonesia actually has lasted a long time, even before Indonesia's independence. They hire local people to propagate their slogan namely human rights, democracy, moderate position, and tolerance. Moreover, the Netherlands is famous as International Zionist meeting place since time immemorial. Dr Th. Stevens, a Dutch historian, in his book: 'Order of Free Masons and the society should be' community in the Dutch East Indies and Indonesia, 1764 - 1962 'called tribal movements and based on secularism, pluralism and liberalism and anti islam in motion by the leaders of the Zionist network members internationally.
In the book it was in limited circulation mentioned that some of the figures that are now referred to as the hero is a Zionist stooge, call it Boedi Oetomo, the key figure is the International Zionist network members, such as Prince Ario Notodirejo who is a member and chairman of the Loge Mataram Boedi Oetomo between years 1911-1914. Another name that was mentioned in the book include Raden Duke Tirto Koesoemo, Karang Anyar Regents and a member Lodge Mataram since 1895. The Lodge is the center of activity of the members of the Freemasons. Also there is the name Mas Boediarjo, Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha, and one of the leaders of independence Dr Radjiman Wedyodiningrat (Chairman of the Board of Inquiry Enterprises for Indonesian Independence). RM Duke Ario Poerbo Sultanate, including the Regent of Semarang in it. He wrote a book titled: "Wat Ik als voor Javaan geest moed an ge in de vrijmetselarij heb gevonden" containing about his life experiences as a Javanese who finds the soul in the Freemason organization.
There is also the name of Sultan Hamengkubuwono VIII, RM AAA Tjokro Adiekoesoemo, RAS Soemiro Kolopaking Poerbonegoro Paku Alam VIII, and also Raden Said Soekanto. The last name is the first RI police chief who served in 29 September 1945 to 14 December 1959. In 1952, while still serving as Chief of Police, General (pol) Soekanto also actively served as Supreme Temperature (Grandmaster) of the Great Eastern Indonesia National Federation atu Mason Indonesia. He led Loji Indonesia Purwo daksina. He also served as chairman Raden Saleh Foundation, which is a continuation of Carpentier Althing stiching. The existence of this international Zionist network ever disbanded and banned by President Sukarno through the State Gazette No. 18/1961, the month of February 1961, which was reinforced by Presidential Decree 264 in 1962. The one in disperse are several organizations that are International like Rosicrucian Zionist network, MORI Re-Armament, Lion Club, Rotary and Bahaisme and the entire Lodge (lodges) seized them.
In the Soeharto era, although there are no diplomatic relations, military and intelligence, some figures relating to Israel. They gain the knowledge of the Zionist State. When Abdurrahman Wahid came to power, all broken up with Israel was revived. Gusdur revoke the decree issued by Soekarno through Presidential Decree No.69 of 2000 dated May 23, 2000. As a result, the Zionist movement was increasingly free in Indonesia. Moreover, entering the era of the Reformation. All the valves are opened and there is no filter at all the toxins that you want to spread in Indonesia. Trade cooperative relations with the Zionists are invisible. For example: how Bakri Group is holding firm Rothschild-Jewish Americans.
In Indonesia, the bearers of Zionist ideas was no longer dressed but dressed liberal Zionist organizations and social organizations. Jargon who voiced the same in that freedom, equality, tolerance, democracy, human rights, pluralism, and the like. Long-term goal is to recognize the Zionist existence as a political entity that should be recognized. That Israel Kingdom.
Oleh D Wahyu Nugroho di Kumpulan Misteri Dunia · Sunting Dokumen
- Tahukah anda, Dahlan Iskan tercatat sebagai anggota dari Lions Club Indonesia. Ia tercatat sebagai anggota organisasi yang berafiliasi ke Yahudi itu dengan nomor 83335. Ia menjadi anggota dari District 307B Indonesia-Surabaya Surya. Ia sempat menjadi ‘President’ District tersebut. Kini ia menjabat sebagai salah satu direktor.
- Lions Club sendiri adalah sebuah klub yang di yakini oleh para ahli menginduk kepada Freman sonry-tangan dari Zionisme Internasional. Tidak semua orang bisa menjadi anggotanya. Hanya orang yang di anggap berhasil/sukses dan berpengaruh yang bisa masuk ke dalamnya. Lions club secara lahiriah menyerukan ide “Ikatan Kemanusiaan” dan menghilangkan diskriminasi antara umat manusia. Namun hakikat yang sebenarnya adalah organosasi ini merupakan mantel selubung Zionisme.
- Bagi yang mengetahui sepak terjangnya sejak lama, Dahlan Iskan memang dikenal selaku figur yang berperan besar dalam mendorong perkembangan paham Sepilis (Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme) di Indonesia melalui jaringan medianya sendiri, Jawa Pos Group. Keyakinannya yang terpengaruh Nurcholish Madjid, pemikirannya yang selaras Gunawan Muhammad (Tempo), keterlibatannya di Lions Club, dan dukungannya pada kesesatan JIL (Jaringan Iblis Liberal) cukup membuktikan betapa sosok Dahlan Iskan sangat tidak layak berada dalam lingkaran kekuasaan atas Indonesia yang mayoritas Muslim. Posisinya di jajaran Pemerintahan sekarang justru dia manfaatkan untuk memupuk pencitraan bagi dirinya selaku Menteri yang “merakyat” yang bisa jadi modal menuju RI 1 pada Pemilu 2014.
- Pola pencitraan ini hampir serupa dengan Jokowi yang kini tengah diasong kaum Sepilis untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Karena gencarnya propaganda media yang mendukung kepentingan kaum Sepilis maka banyak masyarakat awam yang masih terpedaya dan menjadi korban dari pencitraan tersebut. Inilah saatnya umat Islam bergerak untuk menyadarkan saudara sesama Muslim agar tidak terpikat lagi oleh pencitraan “merakyat” dari tokoh semacam Dahlan Iskan.
Koran Jawa Pos pada Selasa, 29 Mei 2012, memuat iklan 1 halaman dari Kementerian BUMN dengan menampilkan 6 BUMN yang terpilih selaku perusahaan paling menguntungkan versi majalah Forbes 2012. Bagi masyarakat awam, iklan ini sekilas hanya menunjukkan keberhasilan yang membanggakan dari 6 BUMN yang dianggap berprestasi. Namun bagi kalangan yang memahami makna simbolik dalam setiap pesan sosial yang disajikan secara visual maka iklan ini jelas mengandung ketidaklaziman. Bila ditarik garis penghubung antara berbagai unsur gambar dan huruf yang terdapat dalam iklan ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa formasinya menunjukkan pola kesatuan simbol yang bersifat Masonik, yakni segitiga bermata satu di atas patahan piramida. Ini bukan sembarang simbol yang dianggap tidak bermakna namun sudah menjadi lambang ancaman dalam riwayat peradaban manusia selaku simbol pemujaan atas sosok Dajjal dan sistem kemungkaran yang dinaunginya.
Ada dua analisa atas termuatnya simbol tersebut dalam iklan ini. Pertama yang dilandasi “Kebetulan” dan ke dua yang dilandasi “Kesengajaan” pada proses perancangan iklan. Dalam analisa pertama, pihak periklanan bisa jadi mengingkari unsur kesengajaan dan menyatakan ini sebagai kebetulan semata. Terhadap dalih macam itu dapat dipertanyakan profesionalitas perancangan iklan, karena ini berarti mereka tidak punya wawasan mendalam atas konsep visual yang diterapkan. Alangkah tidak wajar bila jasa periklanan yang menangani klien sekelas Kementerian BUMN tidak dikelola tenaga ahli di bidang komunikasi visual yang seharusnya memahami makna simbolik yang berkembang secara sensitif di masyarakat. Dalam analisa ke dua, patut diduga bahwa pihak periklanan sesungguhnya memahami makna simbol itu di masyarakat namun justru mereka gunakan kontroversinya untuk memanfaatkan momentum. Indikasi ini justru menunjukkan adanya upaya pelecehan terhadap keyakinan umat beragama atas ancaman kemungkaran yang terkandung dalam simbol tersebut. Terlebih lagi ketika hal ini diterapkan pada iklan Kementerian BUMN yang menyangkut hajat hidup bangsa dan negara Indonesia.
Sesungguhnya yang paling bertanggungjawab pada kasus ini adalah Menteri BUMN, Dahlan Iskan, yang tentunya turut memprakarsai dan menyetujui iklan tersebut. Bagi yang mengetahui sepak terjangnya sejak lama, Dahlan Iskan memang dikenal selaku figur yang berperan besar dalam mendorong perkembangan paham Sepilis (Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme) di Indonesia melalui jaringan medianya sendiri, Jawa Pos Group. Keyakinannya yang terpengaruh Nurcholish Madjid, pemikirannya yang selaras Gunawan Muhammad (Tempo), keterlibatannya di Lions Club, dan dukungannya pada kesesatan JIL (Jaringan Iblis Liberal) cukup membuktikan betapa sosok Dahlan Iskan sangat tidak layak berada dalam lingkaran kekuasaan atas Indonesia yang mayoritas Muslim. Posisinya di jajaran Pemerintahan sekarang justru dia manfaatkan untuk memupuk pencitraan bagi dirinya selaku Menteri yang “merakyat” yang bisa jadi modal menuju RI 1 pada Pemilu 2014.
Pola pencitraan ini hampir serupa dengan Jokowi yang kini tengah diasong kaum Sepilis untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Karena gencarnya propaganda media yang mendukung kepentingan kaum Sepilis maka banyak masyarakat awam yang masih terpedaya dan menjadi korban dari pencitraan tersebut.
Inilah saatnya umat Islam bergerak untuk menyadarkan saudara sesama Muslim agar tidak terpikat lagi oleh pencitraan “merakyat” dari tokoh semacam Dahlan Iskan. Memang pengaruh media massa mainstream kini sangat kuat sehingga umat pun harus lebih kuat dalam melawan pengaruhnya. Jangan sampai seorang Muslim justru membela penokohannya pada Dahlan Iskan dengan gigih padahal dia mengetahui sosok tersebut sangat mendukung JIL yang merupakan barisan penghujat Nabi Muhammad SAW. Syarat utama bagi calon pemimpin Indonesia berikutnya adalah keteguhan aqidah, dan siapapun yang tidak memenuhi kriteria tersebut wajib ditolak pencalonannya oleh umat Islam di negeri ini.
Next Masonic President
Banyak tokoh yang muncul ke permukaan dengan pencitraan yang aduhai. Salah satunya ialah Dahlan Iskan, Mentri Badan Umum Milik Negara (BUMN). Begitu menjabat, banyak gebrakan di lakukan sehingga menuai pujian dari berbagai kalangan. Namanya melambung. Belakangan Dahlan sudah mulai digadang-gadang sebagai calon Presiden Indonesia. Tapi tahukah anda, Dahlan Iskan tercatat sebagai anggota dari Lions Club Indonesia. Ia tercatat sebagai anggota organisasi yang berafiliasi ke Yahudi itu dengan nomor 83335. Ia menjadi anggota dari District 307B Indonesia-Surabaya Surya. Ia sempat menjadi ‘President’ District tersebut. Kini ia menjabat sebagai salah satu direktor.
Pantas kemudian pandangan-pandangannya sangat neoliberal. Di tengah jabatannya yang sekarang, ia pun tetap melanjutkan rencana privatisasi BUMN. Satu per satu BUMN yang ‘sehat’ masuk dalam rencana penjualan. Pembelinya tidak lain adalah kapitalis asing. Sebelumnya, di media yang di pimpinnya yakni Jawa Pos Grup, Dahlan memberi tempat yang eksklusif bagi kelompok Liberal, Ulil dan kawan-kawan. Mereka mengisi rubrik ‘Kajian Utan Kayu, yang pesan-pesannya kental akan nuansa pluralisme dan deislamisasi. Lions Club sendiri adalah sebuah klub yang di yakini oleh para ahli menginduk kepada Freman sonry-tangan dari Zionisme Internasional. Tidak semua orang bisa menjadi anggotanya. Hanya orang yang di anggap berhasil/sukses dan berpengaruh yang bisa masuk ke dalamnya. Lions club secara lahiriah menyerukan ide “Ikatan Kemanusiaan” dan menghilangkan diskriminasi antara umat manusia. Namun hakikat yang sebenarnya adalah organosasi ini merupakan mantel selubung Zionisme.
Setali tiga uang dengan Lions Club, ada juga Rotary Club. Organisasi yang induknya juga sama dengan Lions Club ini menancapkan kukunya di seluruh dunia termasuk Indonesia. Organisasi ini juga merekrut orang-orang berpengaruh di suatu wilayah menjadi anggotanya. Salah satu yang terjerat adalah istri Walikota Solo, Kamis (23/2), Rotary Club (RC) Solo Kartini melantik Iriana Joko Widodo sebagai anggota kehormatan mereka, bersamaan dengan ulang tahun ke-107 Rotary Internasional. Iriana mengaku senang di jadikan anggota ke hormatan karena tertarik dengan kegiatan Rotary Club yang banyak bergelut di bidang kemanusiaan.
Sejak Lama
Sepak terjang kaki tangan Zionis di Indonesia sebenarnya telah berlangsung lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Mereka merekrut orang lokal untuk mempropagandakan slogan mereka yakni HAM, demokrasi, Sikap moderat, dan toleransi. Apalagi Belanda terkenal sebagai tempat pertemuan Zionis Internasional sejak dulu kala. Dr Th. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam bukunya: ‘Tarekat Mason Bebas dan Masy`rakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962’ menyebut gerakan-gerakan kesukuan dan berbasiskan sekularisme,pluralisme dan liberalisme dan anti islam di gerakkan oleh tokoh-tokoh anggota jaringan Zionis internasional.
Dalam buku yang peredarannya terbatas itu di sebutkan bahwa beberapa tokoh yang kini di sebut sebagai pahlawan adalah kaki tangan Zionis, sebut saja Boedi Oetomo, yang tokoh kuncinya adalah anggota jaringan Zionis Internasional, seperti Pangeran Ario Notodirejo yang merupakan anggota Loge Mataram dan ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. Nama lain yang di sebut dalam buku itu antara lain Raden Adipati Tirto Koesoemo, Bupati Karang Anyar dan menjadi anggota Lodge Mataram sejak tahun 1895. Lodge adalah pusat aktifitas para anggota freemason. Juga ada nama Mas Boediarjo, Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha, dan salah satu tokoh kemerdekaan Dr Radjiman Wedyodiningrat (Ketua Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia). RM Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, Bupati Semarang termasuk juga di dalamnya. Ia menulis buku berjudul: “Wat Ik als Javaan voor geest an ge moed in de vrijmetselarij heb gevonden” yang berisi tentang pengalaman hidupnya sebagai seorang jawa yang menemukan jiwa dalam organisasi Freemason.
Ada pula nama Sultan hamengkubuwono VIII, RM AAA Tjokro Adiekoesoemo,RAS Soemiro Kolopaking Poerbonegoro Paku Alam VIII, dan juga Raden Said Soekanto. Nama terakhir ini adalah kepala kepolisian RI pertama yang menjabat pada tahun 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959. Di tahun 1952, saat masih menjabat sebagai Kapolri, Jendral (pol) Soekanto juga aktif menjabat sebagai Suhu Agung (Grandmaster) dari Timur Agung Indonesia atu Federasi Nasional Mason Indonesia. Ia memimpin Loji Indonesia Purwo Daksina. Ia juga menjabat sebagai ketua Yayasan Raden Saleh, yang merupakan penerusan Dari Carpentier Althing Stiching. Keberadaan jaringan Zionis Internasional ini pernah di bubarkan dan di larang oleh Presiden Soekarno melalui Lembaran Negara dengan Nomor 18/1961, bulan Februari 1961, yang di kuatkan melalui Keppres no.264 tahun 1962. Yang di bubarkan adalah beberapa organisasi yang merupakan jaringan Zionis Internasional Seperti Rosikrusian, Morl Re-armament, Lion Club, Rotary dan Bahaisme dan seluruh Lodge (loji) mereka di sita.
Di era Soeharto, kendati hubungan Diplomatik tidak ada, beberapa tokoh Militer dan Intellijen berhubungan dengan Israel. Mereka mendapatkan ilmu dari Negara Zionis tersebut. Ketika Abdurrahman Wahid berkuasa, semua putus dengan Israel itu dihidupkan kembali. Gusdur mencabut Keppres yang di keluarkan oleh Soekarno itu melalui keppres No.69 Tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000. Walhasil, gerakan kaum Zionis ini kian leluasa di Indonesia. Apalagi memasuki era Reformasi. Semua kran dibuka dan tidak ada filter sama sekali terhadap racun yang ingin di sebarkan masuk ke Indonesia. Hubungan kerja sama dagang dengan orang-orang Zionis sudah kasat mata. Misalnya: bagaiman Grup Bakri yang menggandeng perusahaan Rothschild-Yahudi Amerika.
Di Indonesia, para pengemban ide-ide Zionis ini tak lagi berbaju organisasi Zionis tetapi berbaju liberal dan organisasi-organisasi sosial. Jargon yang di suarakan juga sama yakni kebebasan, persamaan, toleransi, demokrasi, HAM, Pluralisme, dan sejenisnya. Tujuan jangka panjangnya adalah mengakui keberadaanya kaum Zionis sebagai satu entitas politik yang harus di akui. Itulah Israel Raya.
sumber: Globalmuslimweb
English Version
Dahlan Iskan Freemasons Next President
By D on the set of The Mystery of Revelation Nugroho World · Edit Documents
Did you know, Dahlan Iskan recorded as a member of the Lions Club of Indonesia. He was listed as a member of an organization affiliated with the numbers 83 335 Jews. He was a member of the Indonesia-Surabaya District 307B Surya. He had become the 'President' District is. Now he serves as one of the directors.
Lions Club itself is a club that believed by experts to have its main office Freman-hand sonry of International Zionism. Not everyone can become members. Only people who are considered successful / successful and influential who can get into it. Lions club outwardly calling the idea "Humanitarian Association" and eliminate discrimination between human beings. However, the nature of which is actually a coat sheath organosasi Zionism.
For those who know football terjangnya long time, Dahlan Iskan is known as a figure who played a major role in encouraging the development of understanding Sepilis (Secularism-pluralism-liberalism) in Indonesia through its own media network, Jawa Pos Group. His beliefs are affected Nurcholish Madjid, his thoughts were aligned Gunawan Muhammad (Tempo), his involvement in the Lions Club, and support for apostasy JIL (Liberal Satan Network) enough to prove how the figure Dahlan Iskan is not worthy of being in the ruling circles over Muslim-majority Indonesia. His position in the ranks of the Government are now even he used to cultivate an image for himself as Secretary of the "populist" who could be a capital towards RI 1 in the 2014 election.
Imaging pattern was almost similar to that currently Jokowi diasong the Sepilis to become Governor of DKI Jakarta. Due to the incessant media propaganda that supports the interests of the Sepilis so many ordinary people who are deceived and became a victim of such imagery. It is time to awaken the Muslims to move their fellow Muslims being captivated again by imaging "grassroots" sort of figure Dahlan Iskan.
Jawa Pos newspaper on Tuesday, May 29, 2012, it appeared one page of the Ministry of SOEs by featuring six state-owned enterprises were selected as the most profitable company in 2012 according to Forbes magazine. For the layman, this ad shows only fleeting success that boasts of six SOEs are considered outstanding. But for those who understand the symbolic meaning in any social message presented visually obvious that this ad contains irregularities. If the connecting lines drawn between the various elements of the image and letters contained in this ad, we can see clearly that the line-up shows a pattern that is the Masonic symbol of unity, namely triangular one-eyed pyramid on top of the fault. This is not just any symbol that is not considered meaningful but has become a symbol of the threat in the history of human civilization as a symbol of the worship of the figure of the Antichrist and the dinaunginya munkar system.
There are two termuatnya analysis of these symbols in this ad. The first is based on "Coincidence" and the two are based on "Deliberate" in the process of designing an ad. In the first analysis, the advertising may deny the element of intent and declare this as a mere coincidence. Against such questionable pretext professional advertising design, because it means they do not have a deep insight into the visual concept is applied. It would be unnatural if advertising service that handles client SOE Ministry unmanaged class experts in the field of visual communication should be developed to understand the symbolic meanings are sensitive in the community. In the second analysis, considered that the advertising actually understand the meaning of the symbol in the community but instead they are using the controversy to take advantage of the momentum. This indication is actually indicate a harassment effort against the threat of religious belief kemungkaran contained within the symbol. Moreover, when it is applied to the minister concerning advertising livelihood of the nation and state of Indonesia.
Indeed, the most responsible in this case is the Minister of SOEs, Dahlan Iskan, which certainly helped to initiate and approve the ad. For those who know football terjangnya long time, Dahlan Iskan is known as a figure who played a major role in encouraging the development of understanding Sepilis (Secularism-pluralism-liberalism) in Indonesia through its own media network, Jawa Pos Group. His beliefs are affected Nurcholish Madjid, his thoughts were aligned Gunawan Muhammad (Tempo), his involvement in the Lions Club, and support for apostasy JIL (Liberal Satan Network) enough to prove how the figure Dahlan Iskan is not worthy of being in the ruling circles over Muslim-majority Indonesia. His position in the ranks of the Government are now even he used to cultivate an image for himself as Secretary of the "populist" who could be a capital towards RI 1 in the 2014 election.
Imaging pattern was almost similar to that currently Jokowi diasong the Sepilis to become Governor of DKI Jakarta. Due to the incessant media propaganda that supports the interests of the Sepilis so many ordinary people who are deceived and became a victim of such imagery.
It is time to awaken the Muslims to move their fellow Muslims being captivated again by imaging "grassroots" sort of figure Dahlan Iskan. Indeed, the influence of the mainstream media is now so strong that people must be more robust in resisting its influence. Do not let a Muslim to defend it with Dahlan Iskan penokohannya the persistent and he knows these figures strongly support the JIL which is a blasphemer row Prophet Muhammad. The main requirement for candidates for the next leader of Indonesia is firmness of faith, and those who do not meet these criteria shall be rejected his nomination by the Muslims in this country.
Masonic Next President
Many figures that come to the surface with fantastic imagery. One is Dahlan Iskan, Minister of State-Owned Public Entity (SOE). Once in office, a lot of buzz in doing so reap praise from many quarters. His name is soaring. Later Dahlan had started staying digadang as a candidate for President of Indonesia. But you know, Dahlan Iskan recorded as a member of the Lions Club of Indonesia. He was listed as a member of an organization affiliated with the numbers 83 335 Jews. He was a member of the Indonesia-Surabaya District 307B Surya. He had become the 'President' District is. Now he serves as one of the directors.
No wonder then his views are very liberal. In the midst of the current position, he continued privatization plan. One by one state that 'healthy' in the sales plan. The buyer is none other foreign capitalists. Previously, in the media at the Jawa Pos Group pimpinnya, Dahlan gave an exclusive for the Liberals, Ulil and his friends. They fill the rubric 'Study Utan Kayu, whose messages will feel thick and deislamisasi pluralism. Lions Club itself is a club that believed by experts to have its main office Freman-hand sonry of International Zionism. Not everyone can become members. Only people who are considered successful / successful and influential who can get into it. Lions club outwardly calling the idea "Humanitarian Association" and eliminate discrimination between human beings. However, the nature of which is actually a coat sheath organosasi Zionism.
Three-quarter money to the Lions Club, Rotary Club there too. Whose parent organization is the same with the Lions Club is stuck nails in the world, including Indonesia. The organization also recruited influential people in the region are members. The one that stuck was the wife of the Mayor of Solo, Thursday (23/2), Rotary Club (RC) Solo Kartini Iriana Joko Widodo inaugurated as a member of their honor, in conjunction with the 107th anniversary of Rotary International. Iriana said he was happy to be made in honor members attracted by the many activities of Rotary Club wrestling in the humanitarian field.
Since Lama
Lunge Zionist stooge in Indonesia actually has lasted a long time, even before Indonesia's independence. They hire local people to propagate their slogan namely human rights, democracy, moderate position, and tolerance. Moreover, the Netherlands is famous as International Zionist meeting place since time immemorial. Dr Th. Stevens, a Dutch historian, in his book: 'Order of Free Masons and the society should be' community in the Dutch East Indies and Indonesia, 1764 - 1962 'called tribal movements and based on secularism, pluralism and liberalism and anti islam in motion by the leaders of the Zionist network members internationally.
In the book it was in limited circulation mentioned that some of the figures that are now referred to as the hero is a Zionist stooge, call it Boedi Oetomo, the key figure is the International Zionist network members, such as Prince Ario Notodirejo who is a member and chairman of the Loge Mataram Boedi Oetomo between years 1911-1914. Another name that was mentioned in the book include Raden Duke Tirto Koesoemo, Karang Anyar Regents and a member Lodge Mataram since 1895. The Lodge is the center of activity of the members of the Freemasons. Also there is the name Mas Boediarjo, Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha, and one of the leaders of independence Dr Radjiman Wedyodiningrat (Chairman of the Board of Inquiry Enterprises for Indonesian Independence). RM Duke Ario Poerbo Sultanate, including the Regent of Semarang in it. He wrote a book titled: "Wat Ik als voor Javaan geest moed an ge in de vrijmetselarij heb gevonden" containing about his life experiences as a Javanese who finds the soul in the Freemason organization.
There is also the name of Sultan Hamengkubuwono VIII, RM AAA Tjokro Adiekoesoemo, RAS Soemiro Kolopaking Poerbonegoro Paku Alam VIII, and also Raden Said Soekanto. The last name is the first RI police chief who served in 29 September 1945 to 14 December 1959. In 1952, while still serving as Chief of Police, General (pol) Soekanto also actively served as Supreme Temperature (Grandmaster) of the Great Eastern Indonesia National Federation atu Mason Indonesia. He led Loji Indonesia Purwo daksina. He also served as chairman Raden Saleh Foundation, which is a continuation of Carpentier Althing stiching. The existence of this international Zionist network ever disbanded and banned by President Sukarno through the State Gazette No. 18/1961, the month of February 1961, which was reinforced by Presidential Decree 264 in 1962. The one in disperse are several organizations that are International like Rosicrucian Zionist network, MORI Re-Armament, Lion Club, Rotary and Bahaisme and the entire Lodge (lodges) seized them.
In the Soeharto era, although there are no diplomatic relations, military and intelligence, some figures relating to Israel. They gain the knowledge of the Zionist State. When Abdurrahman Wahid came to power, all broken up with Israel was revived. Gusdur revoke the decree issued by Soekarno through Presidential Decree No.69 of 2000 dated May 23, 2000. As a result, the Zionist movement was increasingly free in Indonesia. Moreover, entering the era of the Reformation. All the valves are opened and there is no filter at all the toxins that you want to spread in Indonesia. Trade cooperative relations with the Zionists are invisible. For example: how Bakri Group is holding firm Rothschild-Jewish Americans.
In Indonesia, the bearers of Zionist ideas was no longer dressed but dressed liberal Zionist organizations and social organizations. Jargon who voiced the same in that freedom, equality, tolerance, democracy, human rights, pluralism, and the like. Long-term goal is to recognize the Zionist existence as a political entity that should be recognized. That Israel Kingdom.
Tidak ada komentar:
Write komentar