Jumat, 27 Desember 2013

Hanya di Madura, Jumlah Sapi Lebih Banyak dari Manusia

Posted by   on

http://cdn.klimg.com/ayogitabisa.com/i/w/news/2013/12/26/270808/996x498/di-pulau-sapi-madura-jumlah-sapi-lebih-banyak-dari-manusia.jpg 

Di Madura, ada sebuah pulau yang mendapatkan julukan sebagai Pulau Sapi, yakni Pulau Sepudi. Pulau yang masuk Kabupaten Sumenep ini, bisa ditempuh dari pelabuhan Dukek, sekitar 2-3 jam perjalanan menggunakan kapal yang tidak terlalu besar. Ayogitabisa.com yang pernah mengunjungi pulau ini, mengakui tak salah bila pulau ini disebut sebagai Pulau Sapi. Sebab, jumlah penduduk dan jumlah sapi, ternyata lebih besar jumlah sapinya.

Di pulau yang hanya terdiri dari dua kecamatan ini, yakni Kecamatan Gayam dan Nunggunong ini, hampir semua penduduk mempunyai hewan peliharaan sapi, mulai dari dua ekor sampai empat ekor. Sapi-sapi Pulau Sepudi dikenal mempunyai kualitas yang tinggi, khas sapi Madura yang berwarna merah bata dan yang jantan sering dijadikan aduan karapan sapi.

Begitu menyatunya orang Madura di Pulau Sepudi sampai ada istilah lebih baik tuannya yang tidak makan daripada sapinya yang belum makan rumput. Maka tidak heran menjelang petang, banyak ditemui lalu lalang orang yang membawa rumput, baik laki-laki maupun perempuan. Posisi rumah dan kandang sapi juga tidak terlalu jauh, bahkan ada yang sekat sekali posisinya. Sehingga bisa dikatakan kandang sapi dan kamar atau ruang tamu bersebelahan.

Untuk sapi karapan, orang Sepudi dikenal paling jago melahirkan dan merawat sapi-sapi balap yang membutuhkan perhatian ekstra serius ini. Tak hanya makanan, jamu-jamu pun diberikan agar perkembangan sapi balap itu sesuai dengan harapan. Mempunyai daging yang liat, otot yang keras, dan lari yang secepat angin. Untuk itu tak heran bila bibit-bibit sapi balap ini sejak kecil sudah minum jamu, telur, dan minuman berenergi.

Sejak umur lima bulan, sapi-sapi itu sudah diadu sprinter di lapangan setiap sorenya. Para pemilik sapi karapan sepertinya sudah saling paham dan mengerti jadwal tiap-tiap latihan bersama di lapangan desa-desa mana saja. Usai latihan, sapi-sapi karapan itu tak langsung dibawa pulang, tidak sedikit yang dibawa ke laut dan dimandikan di sana.

Pulau Sepudi tak hanya banyak melahirkan sapi-sapi untuk karapan, namun juga sapi-sapi yang dengan tujuan untuk dipelihara lagi dan diambil dagingnya. Tim ayogitabisa.com dalam suatu kesempatan bahkan pernah melihat sapi-sapi itu dikapalkan mengunakan kapal kayu sederhana yang bisa memuat 10 sampai 20 ekor sapi. Katanya, sapi-sapi itu dikapalkan langsung menuju Pelabuhan Situbondo, dan langsung menyebar ke daerah sekitarnya.

Kearifan lokal yang sampai saat ini masih dipercaya penduduk sekitar adalah adanya Goa Sapi, yang sering dikunjungi mereka yang mempunyai usaha di bidang perdagangan sapi atau peternakan sapi. Bahkan saat di Pulau Sepudi terjadi krisis sapi, pada zaman dulu, yang penduduk tidak menyebut tahunnya, sapi milik moyang leluhur itu muncul secara gaib sebagai pertanda bahwa Pulau Sepudi bakal terbebas dari krisis sapi.

Eddi Setiawan, Budayawan Madura yang tinggal di Sumenep, dalam suatu kesempatan pernah menyebutkan bahwa di Pulau Sepudi, bahkan mungkin Madura secara keseluruhan, jarang ditemui peternakan sapi berskala besar. Rata-rata peternakan sapi di Madura adalah skala rumah tangga dan masih tradisional. Meski tidak memiliki data resminya, tapi sapi-sapi yang keluar dari Madura menuju Jawa membuktikan jika Madura sebenarnya telah swasembada sapi.

"Itu tak lain dan tak bukan bisa jadi adanya kearifan lokal orang Madura mengenai sapi, mulai dari budaya memelihara sapi untuk karapan, sampai ada goa yang dianggap yang tempat leluhur sapi berdiam diri,' kata Eddi beberapa waktu lalu.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam beberapa kesempatan mengatakan, sangat berat hati untuk membuka kran impor sapi. Menurutnya impor sapi hanya kebijakan sementara, sampai jumlah sapi yang ada di Indonesia dapat memenuhi pasokan pasar. Dia memastikan akan menghentikan impor sapi.

Karena itu, jika ada daerah yang bisa swasembada sapi dengan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki, ia sangat mendukung. Itu perlu terus dijaga, bahkan kalau bisa dijadikan contoh oleh daerah-daerah yang lainnya.

http://www.ayogitabisa.com/berita-gita/di-pulau-sapi-madura-jumlah-sapi-lebih-banyak-dari-manusia.html

Tidak ada komentar:
Write komentar