
Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan 
Indonesia dari penjajahan, katanya. Di setiap sudut kota, kampung dan 
kelurahan dihias sedemikian rupa dengan warna dominan merah dan putih 
sebagai simbol bendera bangsa. Lampu-lampu kerlap-kerlip dipasang 
warna-warni menyemarakkan suasana.
Di hari H nanti, tepat tanggal 17 
Agustus, biasanya banyak orang memakai baju daerah suku masing-masing 
dan juga pakaian sesuai dengan profesi cita-cita para murid-murid. Ada 
yang memakai kostum dokter, insinyur, pilot, polisi, dll.
Upaya untuk memperingati pun dilakukan 
dengan berbagai cara mulai dari lomba makan kerupuk, lomba memasukkan 
pensil ke botol hingga panjat pinang dan tangkap belut. Malamnya digelar
 tirakatan, tumpengan syukuran dan biasanya disertai musik hingar bingar untuk merayakan hari kemerdekaan RI.
Melihat fakta-fakta tersebut, kita jadi patut bertanya neh, “Benarkah kita sudah merdeka?”
 Itu pertanyaan awal dulu yang sederhana sebelum kita beralih ke 
pertanyaan lain semisal gimana sih cara mengisi kemerdekaan bila memang 
kita sudah benar-benar sudah merdeka? Topik inilah yang akan bahas kali 
ini. So, pantengin terus yah.
…Indonesia masih terjajah. Selamanya negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat untuk keluar dari penjajahan ini. Ironisnya, sangat sedikit orang yang sadar bahwa bangsa ini masih terjajah…
Indonesia Sudah Merdeka, Benarkah?
Pertanyaan ini wajar banget muncul di 
remaja cerdas kayak kamu. Soalnya dari pertanyaan sederhana namun kritis
 inilah nantinya akan membuat kamu melek tentang apa yang sebetulnya 
terjadi dengan kondisi Indonesia yang katanya sudah merdeka ini.
Secara konstitusi, Indonesia dinyatakan 
merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 yang dideklarasikan oleh 
Soekarno-Hatta. Hal inilah yang diyakini oleh mayoritas manusia baik 
dalam maupun luar negeri tentang kapan hari kemerdekaan Indonesia.
Sejak anak TK hingga Perguruan Tinggi 
(PT), dari yang lulusan SD sampai yang bergelar profesor sepakat 
menjawab dengan tanggal tersebut. Dari masyakarat desa hingga masyarakat
 kota pun akan setuju dengan hal itu.
Faktanya, apa benar Indonesia sudah 
benar-benar merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945? Merdeka itu kan 
artinya bebas. Bebas dari penjajahan dalam bentuk apa pun juga. Nah, 
sekarang yuk kita telusuri apa benar kita sudah terbebas dari penjajahan
 alias merdeka dalam segala bidang?
…Fenomena antrean pengisian BBM yang sampai puluhan meter di banyak daerah di Indonesia, mengingatkan kita pada zaman penjajahan Jepang dulu…
Merdeka secara formal konstitusional 
(halah, bahasanya muluk banget ya, hehe..) Indonesia bisa dibilang 
sudah. Tapi merdeka secara hakiki alias bebas menentukan nasib sendiri 
tanpa didikte oleh orang lain, hmm… kayaknya belum. Kok bisa?
Coba lihat aja hal-hal di sekitar kita 
yang dekat dengan kehidupan kamu. Ketika berangkat sekolah, berapa kamu 
harus bayar angkot mengingat kenaikan BBM pada bulan lalu yang makin mencekik. Trus,, berapa uang SPP yang harus dibayar ortumu supaya kamu bisa tetap sekolah, harga buku, harga baju seragam dll.
Walhasil, kalo kamu nggak bisa bayar itu
 semua, jangan harap kamu bisa menikmati bangku sekolah seperti saat 
ini. Makanya, pantas aja sampai-sampai ada istilah dan buku terbit 
dengan judul ‘Orang Miskin Dilarang Sekolah’ sebagai sindiran betapa 
mahalnya harga pendidikan di negeri ini.
Pulang sekolah, kamu pasti merasa lapar 
apalagi bagi mereka yang uang sakunya dalam keadaan ‘Kanker’ alias 
‘Kantong Kering’ dan pas-pasan, jadi gak bisa jajan di kantin sekolah 
dech. Sesampainya di rumah, makanan belum ada karena ayah ibumu pusing 
dengan harga sembako yang melambung tinggi.
Sudah mahal, sulit pula dari pasaran. 
Mau beli matengan juga pastinya mahal. Kalopun beli dengan uang saku 
yang pas-pasan itu, pasti dapat dikit makanannya. Duh pusing…. katanya 
Indonesia kaya akan hasil bumi dan tambang minyak bumi, tapi harga 
minyak dan sembako pada melambung tinggi.
…Belum lagi antrean yang lainnya semisal beras murah, minyak goreng murah hingga pembagian BALSEM alias BLSM cap “Kepentingan” yang masih pro dan kontra di era Presiden SBY ini…
Fenomena antrean pengisian BBM yang 
mengular berjajar-jajar sampai puluhan meter di banyak kota dan daerah 
di Indonesia, mengingatkan kita pada zaman penjajahan Jepang doeloe.
Belum lagi antrean yang lainnya semisal 
beras murah, minyak goreng murah hingga pembagian BALSEM alias BLSM cap 
“Kepentingan” yang masih pro dan kontra di era Presiden SBY ini.
Persis kayak zaman Indonesia tempo 
doeloe ketika kebutuhan pokok sulit diperoleh karena memang itu adalah 
salah satu taktik penjajah dalam mengendalikan tanah jajahannya, dan 
untuk menyengserakan rakyat Indonesia. adakah yang beda?
Bedanya kalo di zaman penjajahan doeloe 
itu para pemimpin mencari cara untuk merdeka hingga titik darah 
penghabisan, lha kalo pemimpin kita sekarang malah merdeka sendiri 
sambil duduk di kursi empuk sambil menikmati tetesan keringat dan darah 
rakyatnya sendiri.
Pemerintah sering berdalih kalo semua 
kebijakan menaikkan harga BBM adalah untuk mengurangi angka kemiskinan 
dan menyelamatkan APBN. Kalau banyak orang sanksi dan tidak percaya 
terhadap tipu-tipu ini, saya sich sangat percaya bahwa niat pemerintah 
itu tulus.
…Pemerintah sering berdalih kalo semua kebijakan menaikkan harga BBM adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan menyelamatkan APBN......Angka kemiskinan memang berkurang drastis karena banyak rakyat mati akibat kebijakan yang sarat dengan nuansa pesanan asing ini …
Angka kemiskinan memang berkurang 
drastis karena banyak rakyat mati akibat kebijakan yang sarat dengan 
nuansa pesanan asing ini. Kalo rakyat miskin banyak yang mati kelaparan,
 secara statistik hal ini akan mengurangi angka kemiskinan yang ada di 
negeri ini. Ironis!
Seperti inikah potret merdeka yang 
dicita-citakan oleh negeri ini? Trus, kalo dipikir-pikir, kenapa juga 
negeri ini seakan-akan sulit sekali meraih kemerdekaan hakiki dalam 
makna yang sebenarnya, bukan hanya merdeka semu yang setiap tahun 
diperingati dengan lomba dan upacara. Ternyata semua itu ada jawabannya 
loh.
Indonesia Masih Terjajah!!!
Yups, Indonesia sebetulnya belum 
benar-benar merdeka dalam arti sesungguhnya. Negeri ini masih terjajah 
dalam banyak segi atau bahkan di semua segi kehidupannya. Mulai dari 
perekonomiannya yang sangat kapitalistik dengan sistem riba dan 
pendidikan yang sekuler pool.
Kehidupan sosial yang egois dan 
mementingkan diri sendiri, kebudayaan yang bisanya cuma membebek asing, 
politiknya berlaku hukum rimba; siapa kuat dia yang menang, pertahanan 
keamanan yang masih tergantung pada kebijakan Amerika dan sekutunya, 
penegakan hukum yang tebang pilih, setengah hati, dll.
Belum lagi ideologinya yang nano-nano 
alias campur-baur antara kapitalis, sekuleris, sosialis demokratis dll… 
Kalopun Islam mau dipraktekkan hanya sedikit sekali penerapan hukum 
Islam, yakni untuk urusan perkawinan aja.
…Negeri ini masih terjajah dalam banyak segi atau bahkan di semua segi kehidupannya......Mulai dari perekonomiannya yang sangat kapitalistik dengan sistem riba dan pendidikan yang sekuler pool…
Pernah nggak di sekolah kamu mendapat 
dogma dari pelajaran PPKN bahwa Indonesia bukan Negara agama tapi juga 
bukan Negara sekuler. Trus apaan loh? Karena semua serba bukan, 
Indonesia akhirnya jadi Negara yang bukan-bukan dan gado-gado kayak 
sekarang ini.
Nggak jelas mau berpijak ke mana or
 melangkah ke mana. Ibarat orang mau membangun rumah, bentuk pondasinya 
kacau balau dan gak tau apa yang dimau ketika pondasi yang kacau balau 
tersebut sudah berdiri. Semua serba setengah hati.
Karena pondasi atau dasar yang nggak 
jelas, akhirnya banyak masuk pesanan asing yang mendikte, apa kemauan 
mereka untuk dipaksakan pada pondasi dan bangunan yang akan didirikan 
itu. Akhirnya, Indonesia bukan milik rakyat, tapi milik asing.
Indonesia pun masih terjajah. Selamanya 
negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat dari masyarakatnya 
untuk keluar dari penjajahan ini. Ironisnya, sangat sedikit orang yang 
sadar bahwa bangsa ini masih terjajah.
Mayoritas yang ada malah bersikap 
sebaliknya, yaitu bersuka ria karena nganggap bahwa bangsa ini sudah 
merdeka sehingga sulit diajak nyadar dan berpikir.
…Selamanya negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat dari masyarakatnya untuk keluar dari penjajahan ini......Ironisnya, sangat sedikit orang yang sadar bahwa bangsa ini masih terjajah…
Lomba 17 Agustusan sekedar lucu-lucuan 
giat dilaksanakan, semisal lomba balap karung, sepakbola pake sarung, 
menangkap belut, makan krupuk, dll.
Semua itu hanya hiburan sesaat untuk 
melupakan beban hidup yang berat. Setelah lomba selesai, masyarakat 
dihadapkan lagi pada masalah hidup yang menghimpit. Sungguh, negeri ini 
benar-benar belum merdeka!!!
Ayo, Rebut Kemerdekaan!
Ternyata kita belum merdeka, kawan. Kita
 butuh merebut kemerdekaan dulu sebelum nantinya akan kita isi dengan 
apa kemerdekaan ini.
Btw, gak salah nih ngajak merebut kemerdekaan di hari gene? Enggak donk. Kamu udah pada ngeh
 kan bahwa negeri ini tuh masih belum merdeka dan terjajah dalam semua 
segi kehidupan. Hanya manusia hidup saja yang enggan hidup dalam kondisi
 terjajah.
Dan cuma mayat hidup saja yang pasrah 
dengan nasib buruk sebagai bangsa terjajah. Saya yakin kamu semua bukan 
termasuk golongan Zombie ini. Jadi ayo, mulai sekarang kita bergerak 
untuk keluar dari penjajahan ini. How?
…Ternyata kita belum merdeka, kawan. Kita butuh merebut kemerdekaan dulu sebelum nantinya akan kita isi dengan apa kemerdekaan ini…
Pertama, mulai merdekakan pikiran kamu 
dari semua hal berbau penjajahan. Bebaskan diri kamu dari mental sebagai
 orang terjajah. Buang pemikiran rusak dan bobrok dari penghambaan 
kepada hawa nafsu berganti menjadi penghambaan pada Allah saja.
Campakkan sikap membebek pada ideologi 
dan sistem asing untuk kemudian meyakini bahwa ideologi dan sistem dari 
Sang Maha Pencipta Alam Semesta adalah satu-satunya yang mampu 
mengeluarkan manusia dari penjajahan ini. Ideologi dan sistem apakah 
itu? Ya pasti Islam-lah. Emang ada yang lain? Gak mungkin!
Kedua, bila keyakinan ini telah menancap
 kuat dalam benakmu, jangan diam. Merebut kemerdekaan bukan kerja satu 
orang, tapi kerja bersama melibatkan banyak orang dari berbagai 
kalangan.
Ayo sebarkan keyakinan bahwa kita harus 
merebut kemerdekaan ini hanya dengan kembali pada ideologi dan sistem 
Islam saja. Ideologi dan sistem Islam ini hanya bisa terwujud dalam 
sebuah institusi bernama Daulah Islamiyyah atau Khilafah Rosyidah ‘ala 
Minhajin Nubuwwah.
Jangan takut susah dan menderita dalam 
perjuangan merebut kemerdekaan yang hakiki ini. Karena sungguh, tak ada 
yang namanya jalan enak bagi para pejuang. Terjal dan berliku adalah 
sunnatullah perjuangan. Ingat itu!!
…Jangan takut susah dan menderita dalam perjuangan merebut kemerdekaan yang hakiki ini. Karena sungguh, tak ada yang namanya jalan enak bagi para pejuang…
Dan hanya satu saja yang membedakan 
mental pejuang sebenarnya dengan yang pura-pura sok jadi pejuang. 
Pejuang sejati tak kenal kompromi dengan para penjajah. Sedangkan 
pejuang gadungan selalu mencari dalih agar kerasnya perjuangan bisa 
diperlunak dengan beribu alasan.
Perbedaan yang lain adalah, kalo 
perjuangan standar biasanya berbumbu nasionalisme, perjuangan kita kali 
ini berskala internasionalisme. Dengan melakukan langkah di atas, kita 
tak cuma membebaskan Indonesia dari penjajahan namun secara bertahap, 
kita membebaskan dunia secara keseluruhan.
Yakinlah, saudara-saudara kita di 
belahan bumi yang lain juga sama-sama berjuang menuju kemerdekaan hakiki
 dengan Islam. Dan yang lebih asyik lagi, kemerdekaan yang akan kita 
rebut, tidak hanya berdimensi dunia saja namun bakal kita bawa hingga 
akhirat kelak berupa pahala dan surga-Nya. Wow…keren kan?
Soo, perjuangan belum selesai dan 
berhenti, teman. Perjuangan merebut kemerdekaan ini harus dilaksanakan. 
Jangan mau kamu diadu-domba sesama muslim oleh kaum Kafir dengan 
tudingan ‘Terorisme’.
Jangan pula kamu mau dijebak dengan 
issue bom dan sebutan Islam garis keras, radikal, ekstrimis dan berbagai
 julukan yang menyudutkan lainnya. Perjuangan kita adalah perjuangan 
pemikiran yaitu membebaskan umat dari pengaruh dogma rusak semacam 
penyakit Demokrasi dan SEPILIS (sekularisme, pluralisme, dan 
liberalisme).
…Perjuangan merebut kemerdekaan ini harus dilaksanakan. Jangan mau kamu diadu-domba sesama muslim oleh kaum Kafir dengan tudingan ‘Terorisme’…
Kita gak butuh bom untuk menyerang 
paham-paham rusak di atas. Yang kita butuhkan hanya pemikiran yang kuat 
dan tajam, bukti akurat dan pemahaman Islam yang utuh, nggak 
separuh-separuh. Itu saja senjata kita. Plus tentunya keimanan yang 
mendalam sehingga pertolongan Allah akan segera terwujud di 
tengah-tengah kita.
Semoga tulisan sederhana ini mampu 
menyadarkan kamu-kamu yang dulunya percaya bahwa negeri ini telah 
merdeka. Dan semoga tulisan ini bisa menjadi bekal kamu untuk menularkan
 semangat perjuangan merebut kemerdekaan hakiki dari tangan penjajah 
kapitalis, Demokrasi dengan sistem kufur lainnya.
Yuk sama-sama kita tekadkan di hati 
bahwa hidup terjajah itu gak asyik. Hidup sebagai budak ideologi sekuler
 itu gak keren. Yang asyik dan keren cuma ketika kita menjadi makhluk 
bebas dan merdeka dalam sebuah sistem sempurna yaitu Syari’at Islam. 
Untuk menuju ke sana, tentu butuh perjuangan kita-kita.
Pertanyaannya, maukah kamu menjadi salah
 satu pejuang itu? Imbalannya bukan hanya mulia di dunia saja namun 
kebahagiaan akhirat pun telah menunggu kita, insya Allah. Jadi,
 tak ada alasan lagi kan bagi kita untuk mangkir dari merebut 
kemerdekaan hakiki dalam naungan Ilahi? Tentu tidak! Ayo semangat!. [edt: Khal-fah]
Sumber: Indonesia Masih Terjajah, Belum Merdeka!!!
Tidak ada komentar:
Write komentar