Rabu, 23 Januari 2013

Mengapa Israel & Singapura Melarang Rokok

Posted by   on

Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan pemasangan iklan rokok di Kompasiana, sudah tidak terhitung tulisan yang menentang pemasangan iklan rokok tersebut dan pada akhirnya Kompasiana mencabut iklan tersebut. Sebenarnya dengan pemasangan iklan rokok di berbagai Media dan sebagainya sudahlah tidak mengherankan untuk negeri kita ini, rokok menjadi raja industri yang bisa melakukan apa saja, bahkan saat banyak yang setuju dengan pelarangan rokok di Indonesia ternyata ada juga yang berpendapat “Indonesia Super Leage” tidak akan ada tanpa rokok. Sedemikian parahnya rokok “menguasai” Indonesia, sehingga ketergantungan pemerintahpun begitu tinggi terhadap pajak, bea cukai yang dihasilkan dari rokok ini.
Coba kita melihat ke dua Negara yang dapat disebut memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, Israel misalnya? Dan tentunya Singapura yang menjadi tangan kanan Israel di Asia tenggara saat ini, bukan rahasia lagi jika Singapura merupakan Negara yang sangat dekat dengan Amerika dan Israel. Di Isarel, merokok itu tabu! Mereka memiliki hasil penelitin dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa NIKOTIN akan merusak sel utama yang ada di dalam otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi “gen” atau keturunannya. Pengaruh yang utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi “bodoh” atau “dungu”. Walaupun, kalau kita perhatikan, maka penghasil rokok terbesar di Dunia saat ini adalah orang Yahudi! Tetapi yang merokok, bukan orang Yahudi. Mengapa? Inilah yang menjadi Agenda tersembunyi dari Kaum Zionis, masyarakat Non Yahudi di biarkan merokok dengan sepuas-puasnya, sedangkan mereka sebagai produsen rokok tidak memakannya, karena selain mereka tahu bahwa di dalamnya terdapat zat yang merusak sel-sel otak atau kebodohan , selain itu untuk merusak generasi non Yahudi.
Tanpa bermaksud untuk mendramatisasi tentang orang Israel dan atau orang Yahudi, saya ingin berbagi informasi yang saya peroleh dari membaca terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar berkebangsaan Malaysia) dari Universitas Massachuset USA tentang penelitian yang dilakukan Dr, Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi dengan meningkatkan konsumsi gizi serta larangan merokok, sedangkan upaya mengkerdilkan bangsa non Yahudi, makanan-makanan perusak termasuk di dalamnya rokok sengaja diciptakan. (Untung Penulis tidak merokok).
Negara Singapura sebagai Negara dengan yang memiliki komunitas Yahudi terbesar di Asia Tenggara, di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua, Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar bandingkan dengan Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nikotin hanya akan menghasilkan generasai yang “Bodoh” dan “Dungu”.
Dengan mempertahankan ‘cultur” atau “habbit” merokok, apakah memang kita  ingin melahirkan generasi “Bodoh” dan “Dungu” kelak? Atau sadarkah kita bahwa kita sedang terperangkap dalam grand design Pembodohan dan Pedunguan dengan mendewa-dewakan rokok tersebut? Semoga kita semakin sadar bahwa generasi kita kelak dalam ancaman rusaknya moral karena kebodohan dan kedunguan yang sedang diciptakan.

kompasiana.com

Tidak ada komentar:
Write komentar