Beberapa
waktu lalu kita dihebohkan dengan pemasangan iklan rokok di Kompasiana,
sudah tidak terhitung tulisan yang menentang pemasangan iklan rokok
tersebut dan pada akhirnya Kompasiana mencabut iklan tersebut.
Sebenarnya dengan pemasangan iklan rokok di berbagai Media dan
sebagainya sudahlah tidak mengherankan untuk negeri kita ini, rokok
menjadi raja industri yang bisa melakukan apa saja, bahkan saat banyak
yang setuju dengan pelarangan rokok di Indonesia ternyata ada juga yang
berpendapat “Indonesia Super Leage” tidak akan ada tanpa rokok.
Sedemikian parahnya rokok “menguasai” Indonesia, sehingga ketergantungan
pemerintahpun begitu tinggi terhadap pajak, bea cukai yang dihasilkan
dari rokok ini.
Coba
kita melihat ke dua Negara yang dapat disebut memiliki tingkat
kecerdasan yang tinggi, Israel misalnya? Dan tentunya Singapura yang
menjadi tangan kanan Israel di Asia tenggara saat ini, bukan rahasia
lagi jika Singapura merupakan Negara yang sangat dekat dengan Amerika
dan Israel. Di Isarel, merokok itu tabu! Mereka memiliki hasil penelitin
dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa NIKOTIN
akan merusak sel utama yang ada di dalam otak manusia yang dampaknya
tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi “gen”
atau keturunannya. Pengaruh yang utama adalah dapat membuat
orang dan keturunannya menjadi “bodoh” atau “dungu”. Walaupun, kalau
kita perhatikan, maka penghasil rokok terbesar di Dunia saat ini adalah
orang Yahudi! Tetapi yang merokok, bukan orang Yahudi. Mengapa? Inilah
yang menjadi Agenda tersembunyi dari Kaum Zionis, masyarakat Non Yahudi
di biarkan merokok dengan sepuas-puasnya, sedangkan mereka sebagai
produsen rokok tidak memakannya, karena selain mereka tahu bahwa di
dalamnya terdapat zat yang merusak sel-sel otak atau kebodohan , selain
itu untuk merusak generasi non Yahudi.
Tanpa
bermaksud untuk mendramatisasi tentang orang Israel dan atau orang
Yahudi, saya ingin berbagi informasi yang saya peroleh dari membaca
terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar berkebangsaan
Malaysia) dari
Universitas Massachuset USA tentang penelitian yang dilakukan Dr,
Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah tentang pengembangan
kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi dengan meningkatkan
konsumsi gizi serta larangan merokok, sedangkan upaya mengkerdilkan
bangsa non Yahudi, makanan-makanan perusak termasuk di dalamnya rokok
sengaja diciptakan. (Untung Penulis tidak merokok).
Negara Singapura sebagai Negara dengan yang memiliki komunitas Yahudi terbesar di Asia Tenggara, di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua, Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar bandingkan dengan Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nikotin hanya akan menghasilkan generasai yang “Bodoh” dan “Dungu”.
Dengan
mempertahankan ‘cultur” atau “habbit” merokok, apakah memang kita
ingin melahirkan generasi “Bodoh” dan “Dungu” kelak? Atau sadarkah kita
bahwa kita sedang terperangkap dalam grand design Pembodohan dan
Pedunguan dengan mendewa-dewakan rokok tersebut? Semoga kita semakin
sadar bahwa generasi kita kelak dalam ancaman rusaknya moral karena
kebodohan dan kedunguan yang sedang diciptakan.
Tidak ada komentar:
Write komentar