Rabu, 23 Januari 2013

Asal mula Zionis dan Negara Israel

Posted by   on

SEJARAH ZIONISME



Zionisme berasal dari kata Zion atau Sion. Dalam bahasa latin dan bahasa Ibrani kata Tsyon berarti bukit suci yerusalem. Sion bisa diartikan tempat berdirinya Bait suci Kuil Solomon yang didirikan oleh nabi Sulaiman as. Dan Zion sering dinisbahkan bagi bukit di wilayah Yerusalem yang oleh nabi Daud as dijadikan Ibukota Kerajaan. Perkataan zion dalam Perjanjian Lama disebutkan sebanyak 152 kali, lebih dari separuhnya disebutkan dalam 2 kitab yaitu : Isaiyah 46 kali dan Mazmur 38 kali.

Zionisme adalah ideology secular pragmatis yang bertujuan membentuk satu entitas bangsa : Israel Raya, dengan Palestina sebagai Tanah Airnya dan Yerusalem sebagai Ibukota Negaranya. Dalam pandangan kaum yahudi, Al Masih akan kembali ke `Tanah Yang Dijanjikan` dan Al Masih akan memerintah dari puncak bukit ZION. Kata Zion diartikan pada kota Yerusalem itu sendiri.

Munculnya gerakan Zionisme tak luput dari pengaruh hak social, ekonomi, politik, budaya serta agama Yahudi yang ditindas ketika mereka hidup tercerai berai (Diaspora) di berbagai Negara. Oleh sebab itu, maka muncul gerakan yang bertujuan mengakhiri penderitaan mereka dan hal itu hanya bisa ditempuh dengan cara kembali ke tanah leluhur mereka. Palestina. ( klaim tanah leluhur sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan mereka merebut Palestina, karena memang Allah Swt sudah mengusir Bani Israil/Yahudi dan mengeluarkan mereka dari Palestina disebabkan pembangkangan dan kedurhakaan mereka terhadap perintah Allah dan Rosul. Tentang peristiwa ini teman-teman bisa juga membacanya di buku Knight Templar, Knight of Christ-nya Rizki Ridyasmara -blog-)

Pada tahun 70 M saat awal Great Diaspora berlanjut terus hingga masa penaklukan Spanyol atas Granada pada tahun 1492. oleh karena banyaknya komunitas Yahudi yang sering memicu konflik maka Raja Ferdinand dan Ratu Isabella mengeluarkan perintah penghancuran dan pengusiran kaum Yahudi di Spanyol. Komunitas Yahudi dibuang ke Wina, Linz, Cologne, Augsburg, Bavaria, dan Moravia. Peristiwa yang sama terjadi saat Alexander II menjabat sebagai Tsar Rusia tahun 1881 yang memberlakukan peraturan pelarangan izin tinggal dan kepemilikan harta kekayaan kaum Yahudi. Kejadian paling tragis dalam sejarah gerakan Antisemit muncul di Jerman, disusul terjadi tragedy pembantaian kaum Yahudi (Holocaust) ketika Hitler berkuasa.

Pada akhir abad pertengahan muncul sejumlah messiah dikalangan kaum yahudi : Moses mendelsshon, Abraham Geiger, Leopporg Zunc dan Samuel Haldheim. Mereka mengusung gerakan pembaharuan hingga tercetuslah ide nasionalisme kaum yahudi.

Tahun 1884 dilaksnakan konferensi Kattowis yang diprakarsai oleh Leo Pinsker (1812-1891) maka lahirlah gerakan kebangsaan Yahudi Zionisme. Gerakan tersebut bak cendawan dimusim hujan merebak di seantero Eropa hingga ke Amerika. Organisasi pemuda Yahudi : Bilu yang didirikan di Kharkov yang menjadi cikal bakal untuk memperoleh kembali `Tanah Yang Dijanjikan` ( Promise Land) : Palestina.

Baron Edmond de Rothschild (1845-1934) aktif berjuang untuk mewujudkan program Homeland. Pada saat kepemimpinan Theodore Herzl terjadi perubahan yang cukup signifikan yakni transformasi gerakan kebangsaan yang bercorak filsafat agama berubah menjadi gerakan organisasi yang bernuansa politik. Gagasan Herzl dituangkan dalam buku : Der Judenstaat.

Ternyata ide Herzl ditentang oleh berbagai kalangan. Baik oleh para Rabi Yahudi di Amerika hingga para intelektual Yahudi seperti Albert Einsten.

Menurut Matin Buber, pemutar balikan gerakan Yahudi tersebut bukan berakar dari Yudaisme namun lebih kepada nasionalisme Eropa. Meski demikian, ide brilian Herzl menarik minat kaum Yahudi seluruh dunia bahkan banyak dari mereka hijrah ke Palestina. Untuk menarik simpatidari berbagai kalangan, Herzl juga mengangkat pemikiran tentang Messianisme yang menyatakan `Dunia akan bebas dengan kemerdekaan kita, bahagia dengan kejayaan kita dan kebesaran kita. Apa yang kita usahakan adalah kejayaan umat manusia. Maka diperlukan berdirinya sebuah Negara Yahudi yang akan melindungi dari penindasan dan penderitaan.

Tahun 1897 di Basel Swiss diadakan konferensi zionis I. kongres tersebut mempertimbangkan pembentukan Negara Yahudi di Amerika Latin, Afrika Selatan, Kenya dan Cyprus. Akhirnya mereka memutuskan memilih Palestina sebagai tujuan Zionisme dalam memperoleh tempat kediaman yang sah.

Pada tahun 1889 berdiri badan usaha Jewish Colonial Trust Ltd. Sebelumnya didirikan pusat pengumpula dana Yahudi yaaitu Jews National Fund untuk melaksanakan pembelian-pembelian tanah di Palestina. Setelah itu muncul berbagai organisasi Yahudi yang mewajibkan setiap anggota membayar iuran untuk menancapkan kuku kolonisasi di Palestina.

Langkah yang ditempuh gerakan Zionisme salahsatunya mengadakan `approach` dengan Sulthan Abdul Hamid II penguasa kekhalifahan Turki Usmani yang mempunyai otoritas atas tanah Palestina. Namun usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Hamid. Tak hilang akal, tokoh-tokoh Zionisme mendekati pemerintah Inggris yang akhirnya mendapat tanggapan positif sekaligus tawaran dari Inggris atas Uganda.
Gerakan Zionisme mempunyai kepentingan yang sama dengan Imperialisme. Minat Negara-negara Eropa atas Palestina pada abad 19 bisa dikategorikan menjadi 2 :

Dimensi politik, letak geografis Palestina sangat strategis berada dijantung Dunia Islam.
Dimensi social, terkait dengan berkembangnya hysteria perang Salib damai dikalangan Kristen Ortodoks dan Yahudi untuk menguasai tanah Palestina.

Perang Dunia I usai, gerakan Zionis masih intens menggarap Inggris bersamaan dengan hancurnya kekhalifahan Turki Usmani. Para pemimpin Zionis mendesak Inggris untuk mendukung rencana besar mereka. Bila Inggris mendukung dijanjikan akan memperoleh keuntungan dengan mengamankan Terusan Suez sehingga keamanan Inggris di Timur Tengah akan terjamin.

Dari hasil Lobi-lobi tersebut maka dihasilkan deklarasi Balfour pada 12 November 1917 yang ditandatangani oleh mentri luar negri Inggris Athur James Balfour. Inggris mengakui hak-hak Yahudi atas Palestina serta menyediakan fasilitas untuk mendirikan tempat tinggal yang bersifat nasional bagi umat Yahudi. Tiga tahun kemudian, pengakuan Internasional terhadap deklarasi itu dikukuhkan, serikat Bangsa-Bangsa menyerahkan palestina sebagai mandat kepada Inggris.

PERKEMBANGAN YAHUDI

Awal gelombang Imigrasi Yahudi ke Palestina hanya mmboyong 24.000 orang yang sebagian besar dari mereka bermukim di Tiberias, Hebron, dan Yerusalem.
Tahun 1882, kolonisasi Yahudi untuk mengubah wajah Palestina meningkat tajam. Tahun 1932 imigran Yahudi Jerman tercatat 9.000 orang, tahu 1993 ketika Hitler berkuasa lonjakan imigran Yahudi ke Palestina meningkat menjadi 33.000 orang, setahun kemudian menjadi 40.000 orang. Tahun 1935 meningkat menjadi 61.000 orang. Tahun 1939 komunitaas Yahudi menurut Faris Glubb dalam bukunya `Zionis Relation With Nazi Germany` meningkat menjadi 445.457 orang yang mendiami tanah Palestina. Berbarengan dengan Perang Dunia pada tahun 1948, sekitar 650.000 jiwa (31%) adalah Imigran Yahudi oleh Inggris. Tanah yang dirampas umat Yahudi atas Palestina meningkat 11 %
Pada tahun 1935, partai Arab bersatu dan menyerahkan sebuah memorandum yaitu :

Menuntut berdirinya pemerintah yang demokratis
Melarang pemindahan tanah orang-orang Palestina kepada Yahudi
Penghentian Imigran Yahudi
Namun, kaum Zionis menolak dengan keras dan mengatur posisi parlemen Ingggris atas usualan itu. Sehingga tuntutan bangsa Arab ditolak.

Perselisihan tersebut diselesaikan dengan keluarnya Resolusi PBB tanggal 29 November 1947 untuk mengakhiri mandat Inggris atas Palestina. Dan Palestina dibagi menjadi 2 : Daerah Yahudi dan Arab

Yahudi makin meningkatkan eksalasi permusuhan dan terorisme terhadap rakyat Palestina hingga terjadi pembantaian besar-besaran menelan korban 254.000 orang yang sebagian besar wrga sipil, wanita dan anak-anak. Pembantaian tersebut dilakukan oleh Partai Irgun yang dikomandoi oleh Menacham Begin.

Tanggal 14 Mei 1948 David Ben Gurion sebagai pucuk pimpinan Zionis mengundang orang-orang terkemuka dan wartawan untuk menghadiri pertemuan di Museum Tel Aviv. Akhirnya diproklamirkanlah Negara Yahudi di Palestina yang dinamakan Negara Israel.


PEMICU KONFLIK GLOBAL

Israel senantiasa memunculkan konflik yang tak berkesudahan di wilayah Timur Tengah. Tiap tahun jumlah penduduk Israel bertambah sehingga menuntut perluasan wilayah pemukiman yang didapat dengan jalan kekerasan terhadap seluruh Negara Arab yang terdapat disekelilingnya. Nubuwatan Yahudi atas klaim yerusalem dan tanah Palestina sebagai `Tanah Yang Dijanjikan` hingga dengan segala cara Israel berusaha merebut Tanah Palestina. Yang menurut keyakinan umat Islam, Palestina adalah salah satu tanah suci yang harus dijaga kehormatannya. Al Quds pernah menjadi kiblat pertama umat Islam sekaligus menjadi jejak sejarah Isra Mi`raj Rosulullah. Bahkan Nabi Muhammad Saw dalam haditsnya memprediksi akan terjadi kemenangan umat Islam di akhir zaman di wilayah Palestina.

Intrik antara umat Islam dan Yahudi Zionisme makin meningkat ketika Yahudi menganeksasi Palestina dengan melibatkan Amerika yang menjadi sponsor utama Israel. Amerika menyetujui bantuan militer ke Israel hingga mencapai angka 30 M USD serta sejarah veto yang dikeluarkan Amerika berkali-kali dalam SU PBB, jika lembaga tersebut mengeluarkan resolusi untuk Israel. Kesimpulannya Amerika tak ubahnya Israel sehingga secara ideology selalu berlawanan dengan Umat Islam.

Tidak ada komentar:
Write komentar