Senin, 10 September 2012

Sejarah World War I

Posted by   on

Perang Dunia I (juga dinamakan Perang Dunia Pertama, dan nama dalam bahasa Inggris lainnya: Great War, War of the Nations, dan “War to End All Wars” (Perang untuk Mengakhiri Semua Perang) adalah sebuah konflik dunia yang berlangsung dari tahun 1914 hingga tahun 1918. Perang ini dimulai setelah Pangeran Ferdinand dari Austria dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Principe di daerah Sarajevo

Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.
Perang Dunia I menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS. Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan menjadi sebab pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
LATAR BELAKANG
1. Pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo Principe di Sarajevo, Bosnia. Principe menganggap bahwa latihan perang tentara Austria di Bosnia adalah pelecehan terhadap Serbia. Bosnia sendiri adalah negara sengketa antara Austria dan Serbia.
Kemudian Austria memberi ultimatum Serbia jika Principe tidak diserahkan (ke Austria) dalam waktu satu bulan, maka Austria akan menyerang Serbia
Serbia yang melindungi warga negaranya, tidak mau menyerahkan Principe. Serbia berani menentang Austria karena Rusia berjanji akan membantu Serbia jika Serbia diserang Austria.
Maka pada tanggal 28 Juli 1914 Austria menyerang Serbia.
2. Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah pemasaran.
3. Munculnya persekutuan / Blok persaingan politik antar negara-negara Eropa : Triple Alliance : Jerman, Austria, Italia, Triple Entente : Inggris, Perancis, Uni Soviet
Di Eropa abad ke-19, penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman, yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.
Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.
Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkan.
Dalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap Austria-Hungaria.
Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki peperangan. Sumbu sudah dinyalakan.
Bahkan sebelum perang dimulai, Dewan Jenderal Jerman telah membuat rencana dan memutuskan untuk menguasai Prancis melalui serangan mendadak. Untuk mencapai tujuan ini, orang-orang Jerman memasuki Belgia dan kemudian melintasi perbatasan memasuki Prancis. Menanggapi dengan cepat, pasukan Prancis menghentikan pasukan Jerman di tepi Sungai Marne dan memulai suatu serangan balik.
SITUASI PERANG DI PARIT PERLINDUNGAN

Parit PD 1
Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran, terjebak diantara peperangan.
Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan, para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itupun dibanjiri lumpur yang membatasi gerak mereka.
Parit PD 2
Lebih dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana. Dalam beberapa minggu setelah dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang ini sebenarnya terpaku di jalan buntu. Para serdadu yang bersembunyi di parit-parit ini terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya satu sama lain. Setiap serangan yang dilancarkan sebagai upaya mengakhiri kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih banyak.
STRATEGI JERMAN

Pasukan Jerman
Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana mereka adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang, melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak tentara Prancis sehingga melemahkan perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.
Serangan dimulai pada tanggal 21 Febuari. Para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk “keluar dari parit mereka,” namun tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.
Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati demi selusin kilometer.
BALASAN INGGRIS

Perang Dunia 1
Inggris membalas serangan Jerman di Verdun dengan Pertempuran Somme. Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu selongsong meriam.
Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.
Serangan dimulai pada tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman selama seminggu tanpa henti. Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama pengeboman tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.
Pertempuran Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig, melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian. Para jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju kematian yang telah pasti. Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer saja.
JUMLAH KORBAN

pasukan PD1
* Belgia: 13.700
* Kekaisaran Britania: 908.000
o Australia: 60.000
o Kanada: 55.000
o India: 25.000
o Selandia Baru: 16.000
o Afrika Selatan: 7.000
o Inggris: 715.000
* Perancis: 1.354.000
* Yunani: 5.000
* Italia: 650.000
* Jepang: 300
* Rumania: 336.000
* Rusia: 1.700.000
* Serbia: 450.000
* AS: 50.600
Kekuatan As ( Axis Powers ): 3.382.500
* Austria-Hungaria: 1.200.000
* Bulgaria: 87.500
* Jerman: 1.770.000
* Kerajaan Ottoman: 325.000
Warga sipil: 6.493.000
* Austria: 300.000
* Belgia: 30.000
* Inggris: 31.000
* Bulgaria: 275.000
* Perancis: 40.000
* Jerman: 760.000
* Yunani: 132.000
* Rumania: 275.000
* Rusia: 3.000.000
* Serbia: 650.000
* Kerajaan Ottoman: 1.000.000
Kedua belah pihak melakukan lebih banyak serangan lagi selama Perang Dunia I, dan setiap serangan ini menjadi pembantaian diri sendiri. Di kota Ipres di Belgia saja, berlangsung tiga pertempuran. Setengah juta serdadu tewas di pertempuran ketiga saja. Setiap serangan berakibat sama: Ribuan nyawa melayang hanya untuk maju beberapa kilometer.
Peperangan yang mengerikan ini, yang tidak punya alasan kuat, menelan nyawa orang tak bersalah yang tak terhitung banyaknya. Banyak orang kehilangan saudaranya atau harus meninggalkan rumahnya.
Korban PD 2
Korban PD 3
AKHIR PEPERANGAN

Kekalahan Jerman di Front Barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali yaitu dari pihak sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Karena serangan itu Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918. Hitler menamakan gerakan spartacis itu sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun takhta dan pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran sosialis). Akhirnya, Jerman dijadikan republik dan selanjutnya menyerah kepada pihak sekutu.
Sementara itu di Austria timbul pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis dan kaum Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti Kaisar Frans Joseph II) terpaksa turun takhta tahun 1918 sehingga Austria-Hongaria menjadi republik.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti : Perjanjian Versailles, Perjanjian St.Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres.
Korban PD1
Pada tahun 1918, Perang Dunia I akhirnya berakhir, setelah empat tahun serangan tanpa guna di tangan tentara Jerman, Prancis, dan Inggris. Namun perdamaian ini, yang dinyatakan pada jam 11 pagi, hari kesebelas dari bulan kesebelas, tidak membawa kebahagiaan untuk siapa pun. Ratusan ribu serdadu menjadi cacat. Sebagian lainnya terbukti tidak mampu mengatasi dampak kejiwaan karena perang setelah tinggal di dalam parit yang penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat. Bentuk trauma yang dikenal sebagai “shell shock” atau “kejutan bom” sangat umum di antara para veteran perang, dan hal ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan ketakutan dan goncangan yang berat. Rasa takut akan dibom, yang mereka alami setiap hari selama empat tahun berturut-turut, telah terukir di benak mereka. Ada beberapa penderita yang merasa harus segera bersembunyi hanya karena kata ‘bom’ disebutkan. Beberapa veteran bahkan merasa ngeri setiap kali mereka melihat seragam. Puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu atau lebih anggota badannya dalam perang ini. Serdadu ini adalah tentara yang mata, dagu, atau hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng khusus diciptakan di Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka yang cacat.
Korban PD 4
Sumber: website dibalik perang dunia, wikipedia

English Version 

World War I (also known as the First World War, and in other English names: Great War, the War of the Nations, and the "War to End All Wars" (War to End All Wars) was a world conflict that lasted from 1914 to in 1918. war started after Prince Ferdinand of Austria assassinated Serbian terrorist group members, Gavrilo Principe Sarajevo area
Never happened before this big conflict, both from the number of troops deployed and engaged, as well as the number of victims. Chemical weapons used for the first time, the mass bombing of civilians from the air to do, and many of the first large-scale massacres of the century took place when this war. Four dynasty, Habsburg, Romanov, Hohenzollern and Ottoman, having roots power until the time of the Crusades, all fell after the war.
World War I marked the end of monarchical absolutism in Europe. It also triggers the Russian Revolution, which would inspire other revolutions in other countries such as China and Cuba, and would become the basis of the Cold War between the Soviet Union and the United States. The defeat of Germany in this war and the failure to resolve the issues that are still hanging that has a cause of World War I would be the basis of the rise of the Nazis, and the cause of the outbreak of World War II in 1939. He also became the basis for a new form of warfare that relies heavily on technology, and will involve non-military in a war like never before.
BACKGROUND
1. Prince of Austria Franz Ferdinand's assassination by a Serbian terrorist group, Gavrilo Principe in Sarajevo, Bosnia. Principe assume that the practice of war in Bosnia was the Austrian army harassment against Serbia. Bosnia itself is the dispute between Austria and Serbia.
Then Austria gave Serbia an ultimatum if not handed Principe (to Austria) within one month, then Austria would attack Serbia
Serbia to protect its citizens, do not want to give up Principe. Serbia dare oppose Austria because Russia promised to help Serbia if Serbia attacked Austria.
So on July 28, 1914 Austria attacked Serbia.
2. Competition seize local raw material resources, investment, and marketing areas.
3. The emergence of community / block political competition among European countries: Triple Alliance: Germany, Austria, Italy, the Triple Entente: Britain, France, the Soviet Union
In Europe the 19th century, colonialism was widespread. European powers such as Britain and France had established colonial rule in the four corners of the world. Germany, which has built its political unity longer than other countries, worked hard to be a pioneer in this race.
At the beginning of the 20th century, relations based on common interests have divided Europe into two polar opposites. Britain, France, and Russia were on the one hand, and Germany and Austria-Hungarian Empire ruled by the Hapsburgs from Germany were on the other.
Tensions between the two groups is increasingly rising, until a murder in 1914 triggered the war. Archduke Franz Ferdinand, heir to the Austro-Hungarian throne, was assassinated by Serbian nationalists who sought to curb the influence of the empire in the Balkans.
Within a very short time, incitement after these events across the continent dragged into the maelstrom of war. First, Austria-Hungary declared war on Serbia. Russia, an ally of the Serbs subsequently declared eternal war on Austria-Hungary.
Then one by one, Germany, Britain and France entered the war. Axis is turned on.
Even before the war began, the German General Council has made plans and decided to master the French by surprise attack. To achieve this goal, the Germans entered Belgium and then crossed the border into France. Responding quickly, the French army stopped the German army on the banks of the River Marne and launch a counterattack.
WAR SITUATION in the trenches
Trenches WW 1
World War became known as trench warfare perindungannya, where a large number of soldiers restricted movement in the trenches and can only move slightly due to tight defense. This happens especially on the Western Front. More than 9 million people die on the battlefield, and nearly as much as it does the number of civilians who died from lack of food, starvation, mass murder and inadvertently engaged in a battle, caught between wars.
The main strategy of trench warfare became the First World War. Over the next few years, one might say, the soldiers lived in these trenches. Life there is really tough. The soldiers live in constant threat of being bombed, and their unrelenting fear and face tremendous strain. The bodies of those who died had to remain in these places, and the soldiers had to sleep next to the corpses. When it rains, flooded ditches and even then mud that limit their movement.
Trenches WW 2
More than 20 million soldiers who fought in World War I had a terrible state in these trenches, and most died there. Within a few weeks after it started by German attacks in 1914, the west line of the war is actually stuck in a dead end. The soldiers were hiding in trenches is caught in a distance of only a few hundred meters away from each other. Any attacks launched in an effort to end the stalemate that killed even more.
GERMANY STRATEGY
The Germans
In early 1916, Germany developed a new plan to break the line of the west. Their plan was suddenly attacked the city Verdun, which is considered as the pride of the French. The purpose of this attack was not winning the war, but result in huge losses on the part of the French forces that weaken their resistance. German Chief of Staff Falkenhayn estimates that every single German soldier alone can kill three French soldiers.
The attack began on Feb. 21. German commanders ordered troops to "come out of their trenches," but every soldier who did so was dead or dying in about three minutes. Although the attack lasted nonstop for months, Germany failed to occupy Verdun.
Overall, both sides lost about one million soldiers. And for that effort, the front line advanced about 12 kilometers. One million people died for a dozen kilometers.
ENGLAND REPLY
World War 1
England hit back with the Germans in Verdun Battle of Somme. Factories in Britain made hundreds of thousands of artillery shells.
Plan General Douglas Haig British Army to rain with continuous bombardment for a full week, followed by an infantry attack. He was sure they would go as far as 14 kilometers on the first day alone and then destroy all the German lines in one week.
The attack began on June 1. British artillerymen German defense for a week without stopping. At the end of the week, the British officer ordered the soldiers to climb out of the ditch. However, during the bombing of the German soldiers take refuge in the depths of the trench tightly hiding them so as not paralyzed and thwart British plans. As the British soldiers moved across the front line, German soldiers opened up on them with machine guns. A total of 20,000 British soldiers were killed in the first few hours of the war. In the darkness of the night, the area between the two lines of battle filled with tens of thousands of dead and wounded soldiers, who tried to crawl backwards.
Battle of the Somme did not last two weeks as planned General Haig, but five months. Months is nothing more than a massacre. The generals repeatedly sent wave after wave of their soldiers to certain death. At the end of the battle, the two sides as a whole has lost 900,000 soldiers. And for this, the front moved only 11 kilometers. These soldiers sacrificed for 11 kilometers.
NUMBER OF VICTIMS
PD1 troops
* Belgium: 13,700
* The British Empire: 908,000
o Australia: 60,000
o Canada: 55,000
o India: 25,000
o New Zealand: 16,000
o South Africa: 7,000
o UK: 715 000
* France: 1.354 million
* Greece: 5,000
* Italy: 650,000
* Japan: 300
* Romania: 336,000
* Russia: 1.7 million
* Serbia: 450.000
* U.S.: 50,600
Strength As (Axis Powers): 3,382,500
* Austria-Hungary: 1,200,000
* Bulgaria: 87,500
* Germany: 1.77 million
* Ottoman Empire: 325.000
Civilians: 6.493 million
* Austria: 300,000
* Belgium: 30,000
* United Kingdom: 31,000
* Bulgaria: 275.000
* France: 40,000
* Germany: 760,000
* Greece: 132,000
* Romania: 275.000
* Russia: 3,000,000
* Serbia: 650.000
* Ottoman Empire: 1,000,000
Both sides carry out more attacks again during World War I, and every attack was a slaughter yourself. In Ipres city in Belgium alone, lasted three battles. Half a million soldiers died in the third battle. Each attack had the same result: Thousands of lives were lost only to advance a few kilometers.
This terrible war, which did not have a reason, claimed the lives of innocent people innumerable. Many people lost their relatives or have to leave home.
Victims of War 2
Victims of War 3
END WAR
The defeat of Germany on the Western Front resulted in people's lives increasingly difficult. German state engenders a motion from the communists (spartacis) who want to overthrow the government. Germany faces attacks twice, and the revolt of the allies of the communists. Because the German attack was forced to surrender in 1918. Hitler called spartacis movement as knife from behind his back Germany, which led to Emperor Wilhelm II abdicated and government held by Elbert (wing socialist). Finally, Germany made a republic and then surrendered to the allies.
Meanwhile in Austria arise revolts by the communists and the Slavs, which resulted in the Emperor Karl (replacement for Frans Emperor Joseph II) forced to abdicate the throne in 1918 that Austria-Hungary became a republic.
After World War I ended, both countries are winning the war and losing the busy entered into peace treaties such as the Treaty of Versailles, the Treaty of St.Germain, Neuilly Treaty, the Treaty of Trianon and Sevres Treaty.
Victims PD1
In 1918, World War I finally ended, after four years of attacks needlessly at the hands of the Germans, French, and English. But this peace, which is expressed at 11 am, the eleventh day of the eleventh month, does not bring happiness to anyone. Hundreds of thousands of soldiers to defect. Others proved unable to cope with the psychological impact of the war after living in a ditch full of mud, dirt, and dead bodies. Forms of trauma known as "shell shock" or "surprise bomb" is very common among war veterans, and this causes the sufferer suffered a severe fear and shock. Fear of being bombed, they experienced every day for four consecutive years, has been etched in their minds. There are some people who feel the need to immediately hide just because the word 'bomb' is mentioned. Some veterans even cringe every time they see the uniform. Tens of thousands of soldiers also lost one or more limbs in the war. This soldier is a soldier's eyes, chin, nose or become disabled during the bombing, so the special mask was created in Europe to hide their faces with disabilities.
Victims PD 4

 


Tidak ada komentar:
Write komentar